Dalam laporan Anadolu Agendy, Bush mengatakan bhawa doktrin dan kebiasaan superioritas ras pernah hampir memecah belah negara meraka dan masih mengancam AS.
Baca Juga: Hingga 2 Juni 2020 Indonesia Dilanda 1.404 Bencana dengan Total 1.851 Kematian
“Jawaban untuk masalah Amerika ditemukan dengan menghayati cita-cita AS, untuk kebenaran mendasar bahwa semua manusia diciptakan sama dan dianugerah Tuhan dengan hak-hak tertentu. Kita sering meremehkan seberapa radikal pencarian itu sebenarnya," papar Bush.
Pernyataan Bush sendiri muncul sekitar sepekan setelah AS dilanda berbagai kerusuhan di seluruh penjuru negeri.
Protes menuntut keadilan pun kerap berubah menjadi penjarahan dan vandalisme di berbagai kota.
Baca Juga: Temuan Baru Ilmuwan Prancis: Virus Corona Sudah Ada di Eropa Sebelum Muncul di Tiongkok
Pada Senin, 1 Juni 2020, petugas federal secara paksa membubarkan demonstran di dekat Gedung Putih sekitar 25 menit sebelum jam malam seluruh kota diberlakukan.
Beberapa menit kemudian, Presiden Donald Trump dengan santai berjalan melewati area bekas protes untuk kesempatan berfoto di depan sebuah gereja bersejarah yang dibakar para penjarah malam sebelumnya.
Sebelum kemunculannya di depan Gereja Episkopal St John yang bersejarah, Trump menyampaikan pernyataan berapi-api yang bersumpah untuk menegakkan hukum dan ketertiban dengan cara apa pun.***