Komandan Monusco Leila Zerrougui menyatakan serangan tersebut dilakukan oleh anggota Pasukan Aliansi Demokratis (ADF), sekelompok pasukan bersenjata yang sering melancarkan aksi kekerasan di bagian timur Kongo.
Mayoritas anggota yang tergabung dalam ADF merupakan muslim asal Uganda yang sejak lama menjadi penentang berbagai kebijakan pemerintah yang berada di bawah pimpinan Presiden Uganda Yoweri Museveni.
Terhitung sejak tahun 1995, ADF berpindah lokasi yakni ke Kongo dan menjadikannya sebagai markas pasukan mereka.
Menurut data yang dihimpun PBB, sejak akhir Oktober, ADF telah membunuh lebih dari 500 orang yang kabarnya dipicu oleh ketegasan tentara Kongo yang memperketat wilayah mereka.
Baca Juga: Berunding 11 Jam, Militer India dan Tiongkok Sepakat Tarik Pasukan dari Wilayah Himalaya
Pada tahun 2017 lalu, ADF telah membunuh 15 orang tentara PBB di wilayah yang tak jauh dari perbatasan Uganda. Satu tahun kemudian ADF kembali beraksi dengan membunuh tujuh orang lainnya.
Sementara itu Monusco adalah misi pemeliharaan perdamaian PBB di Kongo yang sekaligus menjadi misi terbesar PBB ke-2 di dunia. Hingga saat ini sebanyak 1.047 TNI ditugaskan dalam misi tersebut.***