Atas perlakuan AS, Wang Yi beranggapan bahwa itu menjadi salah satu faktor perusak terbesar dalam hubungan internasional saat ini.
Meski Wang Yi curhat kepada Retno Marsudi, akan tetapi Jakarta dan Beijing sering berselisih mengenai hak menangkap ikan di sekitar Kepulauan Natuna yang berujung penahanan terhadap nelayan Tiongkok. Tidak sedikit juga ABK di kapal Tiongkok yang mengalami penindasan.
Wang Yi berkata kepada Retno Marsudi bahwa Tiongkok dan ASEAN harus terus mendorong kesimpulan cepat tentang kode etik untuk Laut Cina Selatan sembari menjaga komunikasi erat dan mengelola perselisihan dengan benar demi menjaga perdamaian dan stabilitas jangka panjang.
Terakhir dalam kesempatan pertemuan video itu, Wang Yi menyerukan kerja sama ekonomi yang lebih intens dan mengatakan pekerjaan Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) yang mengalami penundaan harus segera dilanjutkan.***