Dalam sebuah wawancara dengan radio lokal, mantan Likud MK tersebut mengatakan berharap Israel bertanggung jawab atas ledakan tersebut dan bahwa dia diizinkan untuk "bersukacita" karena ledakan tersebut terjadi di Beirut dan bukan Tel Aviv.
"Jika itu kami, dan saya berharap itu kami, maka kami harus bangga akan hal itu, dan dengan itu kami akan menciptakan keseimbangan teror," ujarnya dikutip dari Middle East Monitor.
"Kita semua diizinkan untuk bersukacita karena itu meledak di pelabuhan Beirut dan bukan di Tel Aviv," ujarnya.
Baca Juga: Ledakan Lebanon Sudah Diprediksi Tahun 2013, Surat Peringatan Bahaya Ribuan Amonium Nitrat Beredar
Sebuah gudang penyimpanan bahan kimia di Beirut meledak pada Selasa, 4 Agustus 2020, telah melukai ribuan orang dan menewaskan 137 orang lebih.
Ledakan itu awalnya dikaitkan dengan pengiriman kembang api tetapi kemudian terungkap ada 2.750 ton amonium nitrat yang sangat eksplosif yang tersimpan di gudang tersebut.
Menteri Kesehatan Hamad Hassan mengatakan lebih dari 5.000 orang cedera dalam ledakan di pelabuhan Beirut itu. Ia juga mengatakan puluhan ribu orang masih hilang.
Selain itu, kata Hassan, sekitar 250.000 orang kehilangan tempat tinggal setelah beberapa ledakan susulan mengguncang banyak bangunan hingga berbagai perabotan terlempar ke jalanan dan pecahan kaca-kaca jendela berhamburan.
Baca Juga: Tiga Kiat Menjaga Wajah Tetap 'Glowing' di Masa Pandemi
Jumlah korban tewas akibat ledakan diperkirakan akan terus meningkat.