Jumlah tersebut merupakan gabungan dari warga negara Jepang serta mereka yang menikah dengan warga Jepang melalui pernikahan dan mendapatkan status penduduk tetap.
Serta dari warga yang berada di Jepang karena keadaan lainnya sekitar 47.000, angkat tersebut meningkat dua kali lipat dari perkiraan yakni 10.000 hingga 20.000 pada satu dekade sebelumnya.
“Banyak dari mereka menjadi Muslim melalui pernikahan,” kata Tanada. “Semakin banyak juga yang mungkin bergabung dengan keyakinan atas kemauan mereka sendiri.”
Dia mengatakan bahwa dulu masjid merupakan pemandangan yang langka di negara asal Samurai ini, tetapi sekarang tidak lagi seperti itu.
Yang terbaru, Masjid Istiqlal Osaka, dibuka di Bangsal Nishinari Osaka tahun lalu, yang bertempat di bekas bangunan pabrik.
Biaya renovasi masjid tersebut sebagian besarnya ditanggung oleh sumbangan dari warga Indonesia.
Pejabat setempat menyampaikan bahwa masjid juga banyak digunakan orang Jepang untuk berdoa.
“Kami berharap dapat menjadikan masjid ini sebagai tempat yang bebas dikunjungi oleh semua Muslim,” kata warga Indonesia Herizal Adhardi selaku pihak yang mengoperasikan Masjid Istiqlal Osaka.
“Kami orang Jepang sebelumnya tidak mengenal Muslim,” kata Hirofumi Okai, seorang profesor sosiologi di Universitas Sangyo Kyoto yang mempelajari budaya Islam.