Rikku belajar dengan membaca bahan referensi sendiri, sambil mendapatkan bantuan dari ayahnya, yang memiliki akreditasi tes Level 2, ketika menghadapi persyaratan sulit.
“Saya berjuang dengan depresiasi, gagasan bahwa nilai aset tetap seperti mobil dan kantor turun seiring berjalannya waktu, tapi begitu saya mendapatkannya dan menyelesaikan beberapa masalah, itu adalah momen 'a-ha' dan menjadi menyenangkan,” katanya.
Saat mengetahui kalau dirinya lulus tes JCCI, Rikku mengaku merasa sudah mencapai sesuatu yang sangat besar dalam hidupnya.
“Saya ingin mengikuti tes Level 2 tahun depan atau tahun berikutnya,” tambahnya bersemangat.
Sementara itu, ibu Rikku bernama Maaya mengatakan anaknya memiliki rasa ingin tahu secara intelektual yang kuat.
"Dia memiliki rasa keingintahuan intelektual yang kuat dan kepribadian yang jujur, yang mungkin membantunya terserap dalam aspek-aspek menarik dari dunia pembukuan. Meskipun sensitif dalam beberapa hal, saya berharap dia akan mengembangkan sifat-sifat baiknya," katanya.***