Beri Pujian Normalisasi Hubungan Bahrain dan Israel, Negara Arab: Jalan untuk Palestina Merdeka

- 12 September 2020, 17:18 WIB
Bahrain normalkan hubungan dengan Israel.
Bahrain normalkan hubungan dengan Israel. /PIXABAY/chickenonline

PR BEKASI - Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir memuji kesepakatan "bersejarah" yang diumumkan pada Jumat, 11 September 2020 ketika Bahrain dan Israel menjalin hubungan mesra dalam hubungan diplomatik penuh sebagai upaya terbaru Amerika Serikat untuk membawa negara-negara Arab lebih dekat ke Tel Aviv.
 
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi memuji kesepakatan normalisasi bersejarah tersebut sebagai langkah awal untuk memerdekakan Palestina
 
"Ini merupakan langkah penting yang bertujuan untuk mengonsolidasikan stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah, yang akan mencapai solusi yang adil dan permanen untuk perjuangan Palestina,” katanya.

Baca Juga: Demi Bantu Anak-anak Pasien Covid-19 Meraih Mimpi, Bae Suzy Donasikan 50 Juta Won

Sisi juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung langkah bersejarah tersebut.
 
Mesir adalah negara Arab pertama yang menandatangani kesepakatan damai dengan Israel pada 1979, diikuti Yordania pada 1994, sementara UEA mengumumkan menormalisasi hubungan pada 13 Agustus.
 
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri UEA mengucapkan selamat kepada Bahrain dan Israel atas keputusan mereka.
 
"Langkah tersebut merupakan langkah signifikan menuju era keamanan dan kemakmuran (dan) akan memperluas ruang lingkup kerja sama ekonomi, budaya, ilmiah, dan diplomatik," katanya dalam sebuah pernyataan dari kementerian.

Baca Juga: Jatuh Cinta pada Permen Karet, Pria Ini Minta Peti Jenazahnya Dicat dengan Desain Permen Karet 

Khalid al-Khalifa, mantan Menteri Luar Negeri dan penasihat Raja Bahrain, mengatakan keputusan Bahrain melayani kepentingan "keamanan, stabilitas, dan kemakmuran" kawasan.
 
“Ini mengirimkan pesan yang positif dan menggembirakan kepada rakyat Israel bahwa perdamaian yang adil dan komprehensif dengan rakyat Palestina adalah jalan terbaik.”
 
Sementara itu, Qatar menahan diri untuk tidak membuat pernyataan resmi tentang kesepakatan yang ditengahi AS, tetapi saluran medianya memuat pernyataan dari Iran, Turki, dan milisi Houthi yang didukung Iran yang mengecam kesepakatan itu.
 
Mantan kepala negara Qatar dikabarkan menyerukan daftar hitam jurnalis, penulis, dan analis yang menurutnya mendukung perjanjian untuk menormalkan hubungan dengan Israel, menunjukkan dua penulis Arab Saudi dan UEA sendiri.

Baca Juga: Isi Hari PSBB dengan Merajut, Ternyata Punya Segudang Manfaat Kesehatan 

Keadaan ini membuat Palestina merasa tidak dipedulikan lagi oleh Liga Arab, bahkan masyarakat negeri para nabi tersebut menyerukan untuk segera keluar dari organisasi tersebut.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Al Jazeera, hal ini diungkapkan oleh anggota Biro Politik grup Islamic Jihad Palestina, Mohammed Al-Hindi
 
“Kami meminta Pemerintah Palestina untuk mundur dari Liga Arab, karena di dalam organisasi ini sudah dimasuki oleh negara yang tak mempedulikan Palestina dan mendukung Israel, serta menolak untuk tidak melakukan normalisasi (dengan Israel),” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x