"Pernyataan seperti itu dari orang-orang yang bertanggung jawab, harus dimulai dengan permintaan maaf karena gagal melindungi warga negara Pakistan," kata Khadija Siddiqui, seorang aktivis dan pengacara seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera pada Minggu, 13 September 2020.
"Mereka harus meminta maaf, karena perempuan di negara ini harus menderita setiap hari," katanya menambahkan.
Baca Juga: 31.475 Orang Mendaftar Jadi Relawan Satgas Covid-19, Baru 6.523 yang Terlatih dan Sisanya Menunggu
Menurutnya, petugas polisi yang menangani kekerasan seksual berbasis gender seringkali menjadi bagian dari masalah.
Dan orang-orang seperti itu seharusnya tidak berada di pos-pos di sektor kepolisian, di mana para wanita mengharapkan mereka menjadi pelindung negara.
Tahira Abdullah, seorang veteran pembela hak asasi manusia juga marah dengan kejadian tersebut.
Baca Juga: Masih Banyak Pelanggar Protokol Kesehatan, Mahfud MD Gemas: Saya Akan Minta Polisi Tangkap Mereka!
"Ini hanyalah puncak dari kejahatan kekerasan yang dilakukan terhadap wanita dan gadis yang tidak pernah dilaporkan, terutama di pedesaan kami," kata Tahira Abdullah.
Namun, dia juga menilai bahwa ini adalah pertanda positif karena kasus perampokan dan pemerkosaan tersebut menerima banyak publisitas dari media.
Sehingga lanjutnya, dia berharap, dengan banyaknya sorotan dari media, kasus tersebut akan mendapat tindakan nyata dari pihak kepolisian.