PR BEKASI - Presiden Mutiara Laut Orien (Filipina) Rodrigo Duterte menyatakan pada Senin, 14 September 2020, berjanji akan memprioritaskan pembelian vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Rusia atau Tiongkok.
Salah satu alasan sang presiden tidak memilih perusahaan farmasi negara barat, karena mereka meminta uang muka untuk penawaran vaksin Covid-19.
Duterte mengaku optimistis, Filipina - yang saat ini mencatat jumlah kasus Covid-19 tertinggi di kawasan dengan hampir 266,000 kasus - akan "kembali normal" pada Desember 2020. Ia menggantungkan harapannya pada ketersediaan vaksin.
Baca Juga: Khawatir Munculnya Klaster Pilkada, Puan Maharani: Kampanye Pilkada Harus Kreatif
"Kami akan memprioritaskan Rusia dan Tiongkok asalkan vaksin mereka sebaik vaksin lainnya di pasaran," katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Selasa, 15 September 2020.
Namun, Duterte juga menuturkan bahwa setiap vaksin yang akan dibeli oleh Filipina harus melalui proses penawaran.
Pemerintah Filipina telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemasok calon vaksin seperti Rusia, Tiongkok, serta produsen obat AS Pfizer Inc dan Moderna Inc. Pihaknya juga telah bertemu dengan raksasa bioteknologi Australia CSL Ltd.
Baca Juga: Pemrov DKI Tak Tutup Kemungkinan Izin Operasi Ojol Dicabut Jika Masih Mangkal Berkerumun
Duterte menunjuk Tiongkok, yang ia nilai tidak seperti negara-negara lain yang meminta "biaya reservasi" atau uang muka.