PR BEKASI – Kerabat dan pendukung seorang pria Palestina yang ditahan tanpa dakwaan oleh Israel mengatakan dia dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit Israel setelah melakukan mogok makan selama lebih dari 70 hari.
Maher al-Akhras (49) mulai mogok makan setelah dia ditangkap dan ditempatkan dalam penahanan administratif pada akhir Juli lalu.
Penahanan administratif adalah kebijakan yang memungkinkan Israel menahan tersangka tanpa mengajukan dakwaan, terkadang selama berbulan-bulan dengan beberapa perpanjangan waktu.
Baca Juga: Satu Suara Sikapi UU Ciptaker, PBNU dan Muhammadiyah Ajak Masyarakat Lakukan Judical Review
Istri Al-Akhras, Taghreed, mengatakan bahwa suaminya bertahan hidup di air sendirian sementara dia menuntut pembebasannya.
Berbicara dari kamarnya di Kaplan Medical Center di Rehovot, dia mengatakan bahwa al-Akhras telah dirawat di rumah sakit sejak 6 September dan dia terlalu lemah untuk berbicara atau bangun untuk pergi ke toilet.
“Dia telah kehilangan setengah dari berat badannya. Dia menderita kejang,” katanya, Rabu, 7 Oktober 2020, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera.
Baca Juga: Merasa Kesal, Cucu Bung Hatta Sebut Kinerja DPR Seperti Kotoran
Dia mengalami sakit kepala yang kuat dan terus-menerus mendengung di telinga, kelelahan, tanpa energi untuk berbicara dengan saya.
Editor: Puji Fauziah
Sumber: Aljazeera