Tanggapi Tewasnya Guru Sejarah di Prancis, Charlie Hebdo: Intoleransi Telah Lewati Ambang Batas

- 17 Oktober 2020, 21:34 WIB
Majalah Charlie Hebdo rilis karikartur Nabi Muhammad Saw lagi.
Majalah Charlie Hebdo rilis karikartur Nabi Muhammad Saw lagi. /ABC News

"Mereka tidak akan menang. Kami akan bertindak. Dengan tegas dan cepat. Anda dapat mengandalkan tekad saya," sambungnya.

Baca Juga: Polisi Tembakkan Cairan Kimia Biru, Massa Aksi Penggulingan Pemerintah Thailand Bubar Kocar-kacir 

Insiden penikaman tersebut meneruskan ketakutan Prancis terhadap serangan lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad.

Pembunuhan hari Jumat itu yang menargetkan seorang guru, ditafsirkan oleh banyak tokoh masyarakat sebagai serangan terhadap esensi kenegaraan Perancis, dengan nilai-nilai yang dianutnya yaitu sekularisme, kebebasan beribadah, dan kebebasan berekspresi.

"Malam ini, Prancis diserang," ucap Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer dalam cuitannya di Twitter.

Korban serangan hari Jumat menderita beberapa luka pisau di leher, menurut seorang perwakilan polisi.

Baca Juga: Pasokan Listrik dan Koneksi Internet Terbatas, Anak-anak di Gaza Kesulitan Belajar Lewat Daring 

Salah satu sumber penegak hukum mengatakan bahwa guru tersebut dipenggal dalam serangan itu.

Penyiar Prancis BFMTV melaporkan bahwa tersangka penyerangan masih berusia 18 tahun dan lahir di Moskow. Petugas penegak hukum tidak menyebutkan nama penyerang atau korbannya.

Sumber polisi mengatakan bahwa saksi mendengar penyerang berteriak "Allahu Akbar" atau "Tuhan Yang Maha Besar".

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x