PR BEKASI - Ratusan pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di seluruh pusat penting Ibu kota Thailand, Bangkok pada Sabtu, 17 Oktober 2020, menentang tindakan kekerasan yang dilakukan saat demonstrasi selama tiga bulan yang ditujukan kepada pemerintah dan monarki.
Di hari sebelumya, polisi berhasil pukul mundur demonsrran dengan menggunakan water cannon yang berisi cairan kimia biru untuk pertama kalinya kepada ribuan demonstran di pusat kota Bangkok pada hari Jumat, kemudian pengunjuk rasa setuju untuk berkumpul kembali di berbagai titik di seluruh kota pada hari Sabtu.
Ratusan orang, banyak yang mengenakan kaus hitam, melakukan unjuk rasa di stasiun Lat Phrao di utara Bangkok.
Baca Juga: Tanggapi Tewasnya Guru Sejarah di Prancis, Charlie Hebdo: Intoleransi Telah Lewati Ambang Batas
Protes juga dilaporkan dari beberapa bagian kota lain ketika polisi mengatakan layanan kereta api ditutup di sebagian besar pusat kota Bangkok untuk menggagalkan upaya demonstrasi.
"Prayuth, keluar," teriak para pengunjuk rasa, mengacu pada Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, mantan penguasa militer yang mereka tuduh merekayasa pemilihan umum tahun lalu untuk memperpanjang kekuasaan militer.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Al Jazeera pada Minggu 18 Oktober 2020, melaporkan dari Bangkok, mengatakan bahwa penyelenggara meminta pengunjuk rasa untuk berkumpul di tiga lokasi berbeda di kota.
Dikabarkan, para pengunjuk rasa telah mengecoh polisi yang secara efektif menutup Bangkok. Beberapa pengunjuk rasa keluar dengan memakai topi keras. Mereka mengharapkan tanggapan keras malam ini dari polisi.
Baca Juga: Polisi Tembakkan Cairan Kimia Biru, Massa Aksi Penggulingan Pemerintah Thailand Bubar Kocar-kacir