Ingin Lacak Persembunyian Virus Corona di Bogor, Bima Arya Minta Bantuan Ribuan Detektif

26 Juni 2020, 11:48 WIB
WALI Kota Bogor Bima Arya.* / Amir Faisol/PR/

PR BEKASI - Kasus covid-19 di Kota Bogor cenderung bertambah. Hingga Kamis, 25 Juni 2020, kasus positif telah mencapai 174 kasus dengan 17 di antaranya meninggal dunia dan 109 dinyatakan sembuh.

Pemerintah Kota Bogor pun meminta bantuan ribuan personel yang tergabung dalam pasukan khusus detektif covid-19 yang akan bergerak membantu proses penanganan pelacakan penyebaran virus corona.

Personel detektif Covid-19 berjumlah 1.167 orang yang tersebar di semua pelosok Kota Bogor untuk melakukan tugas pelacakan dan penelusuran terhadap masyarakat terpapar pandemi. Rinciannya adalah 30 di kecamatan, 340 orang di kelurahan, dn 797 di tingkat RW.

Baca Juga: CFD Sudirman-Thamrin Ditiadakan, Berikut 32 Lokasi Alternatif untuk Olahraga di DKI Jakarta 

Dalam pantauan RRI yang dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com pada Kamis, 25 Juni 2020, keberadaan tim deteksi covid-19 atau detektif dari Pemkot Bogor terus berjalan untuk mempercepat proses penanganan di kota berjuluk kota hujan tersebut.

Pola pendekatan penelusuran berada pada tingkat terendah yakni di tingkat RW siaga Covid-19 dengan menggerakkan berbagai elemen secara terpadu untuk memantau dan mengawasi sekaligus melaporkan jika ada warga terpapar virus dengan status ODP, PDP atau bahkan Positif.

Gugus Tugas Covid-19 akan melakukan penanganan dengan memantau data yang masuk dengan menerjunkan petugas ke lokasi yang dilaporkan.

Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan upaya deteksi dini untuk mengetahui secara cepat siapa yang terpapar Covid-19 dibutuhkan sehingga bisa cepat dalam menyelamatkan nyawa seseorang.

Baca Juga: Sempat Kembali Anjlok, Harga Minyak Dunia Lanjutkan Kenaikannya 

"Persoalan terbesar covid-19 ini adalah kemampuan untuk mendeteksi. Karena virus ini tidak terlihat. Ketika kita lemah mendeteksi, penyebaran akan semakin cepat. Jadi kunci utama kita mendeteksi secara dini. Yang kedua, mendeteksi secara aktif kemungkinan penularannya," ungkap pria yang baru saja melahirkan buku "positif" yang menceritakan kisahnya ketika menjadi pasien covid-19.

Memang jika deteksi meningkat maka bisa kembali pada zona merah, karena saat ini Bogor sudah berada di zona kuning, namun itu lebih baik untuk mempercepat penanganan penyembuhan Covid 19.

“Lebih ketahuan dari pada tidak ketahuan, kita tidak mengotak-atik angka tapi menyelamatkan nyawa manusia," ungkapnya.

Detektif covid-19 bukan hanya sekadar pasukan namun sebuah sistem.

Baca Juga: Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Dibuka Kompak Menguat 

"Sistem ini harus aktif, tidak bisa pasif, tidak bisa kita hanya menunggu ketika orang sakit kemudian dicek, diswab. Kita harus proaktif. Makanya disebut deteksi aktif (detektif). Sejauh ini kita sudah mengaktivasi RW siaga. Karena itu dengan detektif covid-19 ini, diatur lebih rapih dalam dua hal. Pertama adalah jalur koordinasi dan kedua tupoksinya diperjelas," ucap Bima Arya.

Jika kembali normal maka proses menuju tatanan kehidupan baru akan berproses pada kesadaran masyarakat.

Masyarakat juga harus tetap mematuhi dam mengikuti protokol kesehatan selama masa Pandemi Covid 19 sehingga upaya memutus penularan virus bisa lebih optimal.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler