Pasca Viral Tumbuhan Edelweis Rusak, Perhutani Rehabilitasi Lahan Ranca Upas

9 Maret 2023, 15:46 WIB
Pihak Perhutani lakukan rehabilitasi lahan rusak akibat Trail Adventure 2023. /Twitter/@MrBekalicky89

PATRIOT BEKASI - Pasca terjadinya kerusakan akibat event Trail Adventure 2023 Minggu, 5 Maret 2023 di Ranca Upas pihak Perhutani melakukan rehabilitasi lahan.

Perum Perhutani bersama dengan Econique (Perhutani Alam Wisata) sebagai pengelola Wisata Ranca Upas, stakeholders, pemerhati lingkungan melakukan rehabilitasi dengan menanam kembali bunga edelweis rawa.

Hal itu disampaikan pihak Perhutani melalui unggahan di akun resmi Perhutani Rabu, 8 Maret 2023.

Perhutani menyampaikan bahwa rehabilitasi lahan dilakukan pihak mereka bersama dengan Econique (Perhutani Alam Wisata) sebagai pengelola Wisata Ranca Upas, stakeholders, pemerhati lingkungan, dan berbagai pihak terkait.

Baca Juga: Ada Dugaan Transaksi Mencurigakan Ratusan Triliun di Kemenkeu, Mahfud MD: Harus Dilacak

Rehabilitasi lahan yang dilakukan yakni penanaman kembali demi memulihkan ekosistem di Ranca Upas yang rusak akibat kegiatan motor trail.

Tak hanya itu pihak Perhutani menyampaikan dihentikannya pemberian izin aktivitas offroad kendaraan motor dan mobil pada kawasan tersebut.

"Sebagai tindak lanjut, Perum Perhutani menghentikan pemberian izin aktivitas offroad kendaraan motor dan mobil pada kawasan hutan yang tidak sesuai prosedur," tulisnya dikutip Patriot Bekasi dari akun yang sama Kamis, 9 Maret 2023.

Pihak Perhutani juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat atas perhatian dan kepeduliannya terhadap lingkungan dalam hal ini peristiwa yang terjadi di Ranca Upas.

Baca Juga: Buang Mayat di Bukit, Pemilik Peternakan Babi Ditahan Polisi

Diberitakan sebelumnya, akibat rusaknya lingkungan yakni tanaman bunga edelweis rawa karena adanya Trail Adventure 2023 membuat warga Ranca Upas geram.

Masyarakat Ranca Upas meminta tanggung jawab pihak terkait terutama perhutani yang memberikan izin lokasi.

Bahkan video viralnya salah satu warga yang marah akibat rusaknya lingkungan beredar di media sosial menjadi perhatian publik.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Perhutani

Tags

Terkini

Terpopuler