Network
PR BEKASI - Petani kopi di Garut Jawa Barat tetap memproduksi kopi di tengah pandemi Covid-19.
Pelaku UMKM tersebut tetap memproduksi kopi di tengah pandemi agar dapat memasok kebutuhan di pasar.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Ardhy Firdian mengatakan bahwa produksi kopi sempat mengalami kenaikan.
Baca Juga: Perjuangkan Nasib Petani, Dedi Mulyadi Tidak Tanggung-Tanggung Bikin Sayembara Anti-Mainstream
"Kalau produksi tetap berjalan kang, malah beberapa bulan yang lalu harga ceri sempat naik mencapai Rp7.500 sampai dengan Rp8 ribu per kg," ujarnya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara pada Kamis, 22 Juli 2021.
Ia lalu mengatakan bahwa produksi kopi di tengah masa PPKM Darurat terus berjalan dengan baik.
Selain itu juga pemasokan distribusi barang tersebut relatif lancar.
Baca Juga: Petani di China Terkena Infeksi Parasit Usai Telan 5 Katak Hidup untuk Pengobatan
"Yang pasti distribusi barang relatif lancar dan permintaan juga tidak akan jauh berbeda seperti tahun sebelumnya," kata Ardhy.
Ardhy mengatakan bahwa produksi ceri kopi pada tahun ini mengalami kenaikan.
Ia mengatakan jika harga ceri kopi pada tahun lalu mentok diharga Rp6 ribu rupiah.
Baca Juga: DKI Jakarta dan Jabar Jalin Kerja Sama, Anies Baswedan: Insya Allah Petani Lebih Sejahtera
"Tahun lalu harga ceri mentok diangka Rp6ribu," katanya.
Di sisi lain, pelaku usaha kopi 'Paricoffee' yang ada di Cilawu Garut, Feri Ferdiansyah mengatakan bahwa harga produksi kopi tersebut mengalami penurunan permintaan.
Ia menuturkan bahwa dengan adanya permintaan yang menurun, maka ia dan timnya akan berusaha berupaya untuk memaksimalkan usahanya.
"Terdampak jelas ada, tapi kami berusaha untuk tetap 'survive' berkolaborasi dengan teman-teman yang bergerak di 'marketplace'," katanya.***
