Resmi Jadi Presiden, Joe Biden Perbolehkan Transgender Bergabung ke Militer AS

26 Januari 2021, 14:35 WIB
Ilustrasi pasukan militer Amerika Serikat. /Military.com

PR BEKASI - Joe Biden yang baru saja resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), ia mulai memerhatikan kehidupan warganya termasuk warga dengan status transgender di AS.

Selanjutnya, Biden digadang-gadang menjadi Presiden AS yang memastikan bahwa warga transgender tersebut bisa bergabung ke Militer.

Hal tersebut sekaligus mengakhiri kebijakan pendahulunya yang melarang para transgender untuk bergabung ke militer.

"Presiden Joe Biden berkeyakinan bahwa idenitas gender tidak seharusnya menjadi penghalang untuk seseorang bergabung ke Militer Amerika," kata pernyataan pers Gedung Putih, seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 26 Januari 2021.

Baca Juga: Usai Suntikan Pertama Vaksin dengan Pfizer, Kasus Infeksi Covid-19 di Israel Turun 60 Persen

Dalam pernyataan pers tersebut, Biden menambahkan bahwa dirinya memperbolehkan transgender bergabung justru akan membantu Militer AS ke depannya. 

Selain membuat Militer AS lebih inklusif, juga memastikan ada lebih banyak sumber daya manusia yang bergabung ke sana.

"Sederhananya, menurut kami ini adalah hal yang benar dan bagus untuk kepentingan nasional," kata Biden menegaskan.

Sebagai catatan, kebijakan memperbolehkan transgender bergabung ke Militer AS sebenarnya bukan hal baru. Hal itu sudah pernah diterapkan oleh mantan Presiden AS Barack Obama di tahun 2016.

Baca Juga: Dihujat Warganet karena Mengaku Ustaz, Aldi Taher: Suka-suka Saya dong, yang Penting Tidak Merugikan

Dalam kebijakannya, Obama memperboleh transgender untuk bertugas di Militer AS dan menerima tunjangan untuk transisi gender.

Di tahun 2017 lalu, saat mantan Presiden AS Trump menjabat, kebijakan itu dibekukan. Sebagaimana diketahui, Trump adalah figur yang konservatif. Namun, Trump memperbolehkan transgender yang sudah kadung melayani Militer AS untuk tetap bertugas.

Bagi Biden hal twrsebut bukan meruoakan keputusan pertamanya untuk melibatkan komunitas LGBT dalam pemerintahannya.

Sebagai contoh, ia menunjuk politisi gay, Pete Buttigieg, untuk mengisi pos Kementerian Perhubungan. Contoh lain, ia menunjuk transgender Rachel Levine sebagai Asisten Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat Xavier Beceraa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler