PR BEKASI - Twitter telah mengunci akun kedutaan besar (Kedubes) China untuk Amerika Serikat menyusul cuitan yang membela kebijakan China terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
Platform asal AS tersebut beranggapan bahwa cuitan yang dibuat tidak manusiawi dan tidak sesuai dengan pendirian media sosail AS.
Akun Kedutaan Besar China, @ChineseEmbinUS diketahui menuliskan wanita Uighur telah dibebaskan dan tidak lagi menjadi "mesin pembuat bayi".
Cuitan itu dibuat di awal bulan ini seperti penelitian yang dilaporkan oleh surat kabar yang didukung pemerintah, China Daily.
Baca Juga: Cek Fakta: Gereja Dikabarkan Ajak Seluruh Umat Kristiani di Indonesia Tolak Vaksinasi
Cuitan itu kini telah terpantau disembunyikan oleh Twitter dan diganti dengan label yang menyatakan bahwa itu tidak lagi tersedia.
Meskipun Twitter menyembunyikan cuitan yang melanggar kebijakannya, pemilik akun yang harus menghapus postingan tersebut secara manual.
Akun kedutaan besar China belum mengunggah tweet baru sejak Sabtu, 9 Januari 2021 lalu.
Penangguhan akun kedutaan Twitter dilakukan sehari setelah administrasi Trump, pada sisa waktu terakhirnya, menuduh China melakukan genosida di Xinjiang, sebuah temuan yang didukung oleh pemerintahan Biden yang baru.