Dua Pesantren di Bekasi Menunggu Bantuan yang Tidak Kunjung Datang

- 25 November 2019, 13:55 WIB
MADSUFI (49) menunjukkan kondisi musala yang memprihatinkan di Pondok Pesantren Salafi As-Syukriah, di Desa Sukawijaya Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi, Kamis (21/11/2019). Bantuan provinsi untuk membangun fasilitas pesantren tak kunjung diterima meski telah memasuki akhir tahun.*/ TOMMI ANDRYANDY/"PR"
MADSUFI (49) menunjukkan kondisi musala yang memprihatinkan di Pondok Pesantren Salafi As-Syukriah, di Desa Sukawijaya Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi, Kamis (21/11/2019). Bantuan provinsi untuk membangun fasilitas pesantren tak kunjung diterima meski telah memasuki akhir tahun.*/ TOMMI ANDRYANDY/"PR" /

BEKASI, (PR).- Saat pertama kali melihat plang namanya, Pondok Pesantren Salafi As-Syukriah, dapat diyakini jika anggaran bantuan itu tidak pernah sampai ke pesantren di Kampung Pulomurub Desa Sukawijaya Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi ini.

Plang yang sebenarnya berwarna putih itu telah menguning lantaran karatan di beberapa sisi. Posisi plang itu pun tidak lagi kokoh pada tempatnya. Plang terpaksa dipindahkan akibat pelebaran jalan dan tak kunjung dipasang lagi. Plang dibiarkan begitu saja, miring dan berada di tengah-tengah barisan pepohonan.

Mencari lokasi pesantren As-Syukriah sama sulitnya dengan mencari plang namanya. Tidak terdeteksi dalam aplikasi peta digital, hingga berulang kali putar arah karena lokasi tak kunjung ditemukan. Beruntung beberapa warga sekitar masih mengenal pesantren ini.

Baca Juga: Pemkab Bekasi Akan Bangun Empat Lapangan Baru Untuk Piala Dunia U-20

Duduk di depan musala yang telah reyot, Madsufi (49), pengurus sekaligus pimpinan pesantren. Musala ini yang dijadikan tempat belajar puluhan santri. Dan, musala ini pun yang diajukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk diperbaiki.

Namun, melihat dari kondisi yang ada, anggaran itu tak pernah datang. Padahal, berdasarkan data yang dihimpun “PR”, As-Syukriah memeroleh anggaran bantuan Rp 300 juta. “Ya memang buat musala ini. Kalau anggarannya ada, ini dibangun lagi,” kata Madsufi saat ditemui “PR”, Kamis (21/11/2019).

Musala ini berukuran 5x8 meter serta teras sekitar 1x5 meter. Dari tampak depan, terlihat jika musala tak pernah tersentuh renovasi. Madsufi mengatakan, sejak awal dibangun tahun 2000 lalu, musala tak lagi diperbaiki. “Waktu itu pernah dapat rehab, dipakai pasang keramik,” ucapnya.

Kondisi musala yang memprihatinkan terlihat dari bagian depan, terutama pada atap di atas teras. Atap menggunakan asbes yang pada beberapa sisi terlihat hancur hingga berlubang. Lubang itu lantas ditambal menggunakan genting, seadanya.

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x