Ada dua kategori terhadap hewan kurban yang terkena wabah PMK, yakni kategori ringan dan berat.
Hewan yang terkena PMK dengan gejala klinis kategori ringan seperti melepuh ringan pada celah kuku, kondisi lesu, tidak nafsu makan, dan keluar air liur lebih dari biasanya hukumnya sah dijadikan hewan kurban.
Baca Juga: Lengkap! Persija Jakarta Resmi Datangkan Hanno Behrens, Eks Pemain Hamburger SV Bundesliga Jerman
Sedangkan, gejala klinis kategori berat tidak sah untuk dijadikan hewan kurban.
Hal itu disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh.
"Hewan yang terkena PMK dengan gejala klinis kategori berat seperti melepuh pada kuku hingga terlepas atau menyebabkan pincang atau tidak bisa berjalan serta menyebabkan sangat kurus, hukumnya tidak sah dijadikan hewan kurban," katanya yang dikutip oleh PikiranRakyat-Bekasi.com pada Selasa, 5 Juli 2022 dari PMJ News.
Baca Juga: 7 Tips Memperbaiki Hubungan Toxic, Salah Satunya Jangan Hiraukan Masa Lalu
"Hewan yang terkena PMK dengan gejala klinis kategori berat dan sembuh PMK dalam waktu yang diperbolehkan kurban (tanggal 10 sampai 13 Dzulhijjah). Maka hewan tersebut sah dijadikan hewan kurban," katanya lagi.***