Dituding Gunakan Peralatan Canggih hanya demi Intai Habib Rizieq, BIN Buka Suara

8 Desember 2020, 15:21 WIB
Habib Rizieq Shihab menyapa warga di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 13 November 2020. Habib Rizieq ke Pondok Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melaksanakan salat Jumat sekaligus peletakan batu pertama pembangunan masjid di Ponpes tersebut. /ANTARA/Arif Firmansyah/ANTARA

PR BEKASI – Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto membantah bila anggotanya menyusup ke pondok pesantren di Megamendung, Bogor untuk mengintai Habib Rizieq Shihab.

Wawan mengatakan bahwa informasi yang beredar terkait anggota BIN melakukan pembuntutan dan pengintaian HRS itu adalah tidak benar atau hoaks.

"Hoaks itu mas (foto anggota BIN yang beredar di media sosial)," kata Wawan, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Selasa, 8 Desember 2020.

Baca Juga: Tak Terima Pengawal Habib Rizieq Dituduh Bawa Senpi, FPI 'Tantang' Polisi Cek Nomor Register 

Dalam foto yang tersebar di media sosial itu, tiga orang yang disebut anggota BIN melakukan pengintaian di Pesantren Rizieq di Megamendung dengan menggunakan mobil, drone, bahkan ada yang menyamar sebagai jurnalis.

Ketiganya dibekuk oleh intelijen FPI dan sempat diinterogasi, kemudian dilepaskan kembali.

Sebelumnya, FPI melalui Sekretaris Umum Munarman menegaskan bahwa Ponpes Habib Rizieq Shihab yang berlokasi di Megamendung, Bogor, Jawa Barat diintai oleh puluhan orang. Pengintai tersebut kabarnya ditugaskan oleh Institusi resmi negara. 

“Jadi beberapa hari yang lalu memang ada pengintai di ponpes Habib Rizieq Shihab yang ditugaskan oleh institusi resmi negara saya tidak mau sebut, yang ditugaskan mengintai 24 jam, mereka menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Komentari Penembakan Laskar FPI, UAS: Yang Bunuh Orang Beriman Balasannya Neraka Jahanam 

Munarman juga membenarkan bahwa ada tiga orang pengintai yang berhasil berkomunikasi, kemudian pihak FPI mengaku mendapatkan semua data dari pengintai tersebut.

“Kita mendapatkan semua data-data identitasnya dan ternyata pengintaian itu tidak terjadi di Megamendung saja lokasi ponpes HRS tetapi di sini (petamburan) juga, ada foto-fotonya kita dapatkan, kemudian juga di Sentul yang sempar terjadi aksi demonstrasi,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin dini hari, 7 Desember 2020 telah terjadi baku tembak antara Laskar FPI dengan anggota yang membuntuti tersebut, yang ternyata anggota kepolisian.

Petugas Polda Metro Jaya menembak enam orang pengikut Rizieq Shihab lantaran melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang bertugas penyelidikan.

Baca Juga: Lakukan Percobaan terhadap Gen Manusia, Kini Tiongkok Tengah Berusaha Ciptakan Tentara Super 

"Terhadap kelompok Muhammad Rizieq Shihab (MRS) yang melakukan penyerangan kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda Metro Jaya, Senin.

Fadil menjelaskan kejadian itu terjadi pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta- Cikampek KM 50.

Kejadian berawal saat petugas menyelidiki informasi soal pengerahan massa saat dilakukan pemeriksaan terhadap Rizieq di Mapolda Metro Jaya.

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," ujarnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler