Terorganisir, Polri: Anggota Teroris JI Bentuk Kadernya untuk Jadi Ahli Bahasa, IT, dan Manajemen

4 Januari 2021, 18:37 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat berikan keterangan. /Dok. Polda Metro Jaya/

PR BEKASI – Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan bahwa anggota teroris Jaringan Jemaah Islamiyah (JI) tidak hanya mempersiapkan pelatihan bela diri dalam perekrutan anggotanya.

Akan tetapi, Amir atau Pimpinan JI, Para Wijayanto, juga mempersiapkan keahlian lainnya seperti ahli Bahasa, ahli IT dan ahli managemen.

Seperti diketahui, teroris jaringan JI ini dalam perekrutannya mempersiapkan anak muda yang cerdas dan pintar dari berbagai Pondok Pesantren (ponpes). Anggotanya itulah yang nanti dibekali ilmu bela diri untuk dikirim ke Suriah.

Baca Juga: Hilang dari Publik, Ternyata Kebijakan Ini yang Dikritik Jack Ma terhadap Pemerintah China

"Jaringan ini (JI) ingin memberi kontribusi ke Suriah. Seperti bela diri," kata Irjen Pol Argo Yuwono, Senin, 4 Januari 2021, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News.

"Dan mereka juga mempersiapkan anggota dengan matang, seperti mempersiapkan ahli Bahasa, ahli IT dan juga ahli anajemen ini sudah tertata dan terorganisir sekali," sambungnya.

Argo Yuwono menambahkan bahwa ahli manajemen ini untuk mengatur logistik, pendistribusian, pengaturan anggota termasuk mengurusi para jihad dan keluarganya serta keberangkatan ke Suriah. Ahli managemen ini yang atur semua.

Baca Juga: Ada Pihak yang Sebut Vaksin Covid-19 Hanya Bisnis, dr.Tirta: Ayo Live Debat Bareng

Hal yang sama juga dikatakan Para Wijayanto. Pemimpin JI wilayah Jawa Tengah sejak 2008-2019 ini mengatakan, dirinyalah yang membuat pusat pelatihan (Sasana) di Jawa Tengah untuk membentuk para kadernya sesuai yang diinginkannya.

Termasuk menjadi lokasi untuk mencari anggota baru dengan target anak-anak muda.

"Target utama anak-anak Ponpes. Mereka sudah punya basic berbahasa Arab. Jadi kami mudah mengarahkannya saat berada di Suriah. Karena di Suriah menggunakan Bahasa Arab. Biar nyambung ketika bicara soal agama. Maka anggota kami banyak dari Ponpes," tutur Para Wijayanto.

Baca Juga: Cek Fakta: Gus Yaqut Menggila, Sertifikasi Halal Dikabarkan Dipegang PT Surveyor Indonesia Bukan MUI

Kriteria menguasai ilmu syar'i dan bahasanya cukup bagus. Dan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.

Para Widjayanto mengumpukan tujuh angkatan dengan total anggota sekitar 96 orang sejak 2013 dimulai di Sasana.

Mengenai video simulasi yang beredar ia juga mengakuinya. Termasuk dana yang didapat, Para Widyanto mengatakan mendapatkannya dari infak anggotanya sebesar 100 ribu rupiah per orang yang dikalikan dengan 6000 anggotanya. Total dananya minimal 600 juta rupiah.

Baca Juga: Soal Penemuan Drone di Selayar, KSAL: Bukan untuk Mata-mata, Tapi Seaglider untuk Riset Bawah Laut

"Dana kita dapat infak dari anggota per orang 100 ribu rupiah. Kita butuh tiket Indonesia-Turki PP, biaya tinggal selama disana," tuturnya.

"Ongkos hotel dan makan kita tanggung. 1 kali angkatan berangkat sekitar 300 juta rupiah. Dana kami bisa dihitung 100 ribu per orang dikali 6 ribu anggota kami," sambung Para Widjayanto gembong teroris jaringan JI.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler