Cendekiawan Muslim Minta Jokowi Telepon Joe Biden untuk Tekan Israel Hentikan Serangan ke Palestina

21 Mei 2021, 08:20 WIB
Cendekiawan muslim Indonesia Prof Azyumardi Azra minta Presiden Jokowi hubungi Joe Biden untuk tekan Israel hentikan serang Palestina. /Reuters/Mohammed Salem


PR BEKASI – Agresi militer Israel telah menjadi perhatian masyarakat di Tanah Air, selain masyarakat biasa para Cendekiawan Muslim Indonesia pun turut menyoroti masalah tersebut.

Cendekiawan muslim Indonesia Prof Azyumardi Azra mendorong pemerintah Indonesia agar terus menekan Amerika Serikat supaya Israel menghentikan serangannya kepada Palestina.

Ia pun meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menghubungi Presiden AS, Joe Biden.

"Kita ikut bersalah kalau membiarkan itu. Kalau dikatakan itu hanya urusan orang Arab, kita salah," kata Azyumardi seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Jumat, 21 Mei 2021.

Baca Juga: Menlu: Masyarakat Internasional Berutang kepada Bangsa Palestina Sebuah Negara Merdeka Palestina yang Tertunda

Oleh sebab itu, lanjut dia, dunia internasional diharapkan bisa terus mendorong penyelesaian konflik Palestina-Israel melalui berbagai cara. Indonesia, sebagai negara yang cukup diperhitungkan bisa berperan lebih agar perdamaian terwujud.

Azyumardi Azra, cendekiawan muslim yang juga pemerhati sejarah mengatakan pernyataan sikap bersama Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam yang mengutuk agresi militer di Palestina tidaklah cukup.

"Saya meminta Presiden Jokowi menelepon Joe Biden. Indonesia ini diperhitungkan Amerika Serikat, jadi segera telepon Joe Biden," katanya, menegaskan.

Negara-negara lain juga bisa serius mengancam membekukan hubungan diplomatik dengan Israel. Langkah selanjutnya adalah rekonsiliasi Fatah-Hamas, perang saudara di Palestina yang sudah berlangsung sejak 2006.

Baca Juga: Menlu: Masyarakat Internasional Berutang kepada Bangsa Palestina Sebuah Negara Merdeka Palestina yang Tertunda

"Selama Fatah dan Hamas berkelahi, selama itu Israel melakukan pogrom," katanya.

Senada dengan itu, Wakil Rektor IAIN Salatiga Sidqon Maesur yang cukup lama bekerja di Mesir mengaku sempat berbincang dengan juru runding Israel.

Perdamaian Arab dan Israel selalu menemui jalan buntu karena masing-masing menuntut keadilan dan haknya.

"Israel dan Arab saling punya syarat yang sulit diterima. Israel mengatakan kalau mau berdiri negara Palestina silakan, tapi jangan ada tentara. Mereka khawatir," katanya.

Baca Juga: Bantah Keluarkan Siswi Penghina Palestina, Kepsek: Pindah Sekolah Permintaan dari Orang Tuanya

Sebagaimana Azyumardi, Sidqon juga berharap Indonesia bisa lebih berperan dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Sebab, konflik ini tidak bisa diselesaikan orang Arab saja.

Pendiri Setara Institute yang juga aktivis hak asasi manusia (HAM) Hendardi menilai baik Palestina maupun Israel berkontribusi pada konflik. Tidak ada pihak paling benar. Konflik semakin rumit karena ada narasi perang agama.

Hendardi juga mengecam fakta bahwa Israel menghabisi manusia, termasuk anak-anak dan perempuan.

"Apa yang dilakukan Israel bukan hanya perebutan tanah, tapi penghancuran kemanusiaan. Israel mengabaikan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam perang. Sekalipun perang, seharusnya tetap patuh hukum hak asasi manusia," kata Hendardi.

Selain membunuh anak-anak dan perempuan, serangan Israel juga menghancurkan sarana dan prasarana kesehatan. Banyak tenaga medis yang ikut jadi korban.

Hal itu jelas melanggar Konvensi Jenewa yang juga ditandatangani Israel.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler