Megawati lalu bercerita bahwa saat menjadi mahasiswa, dia beberapa kali meminta rekomendasi buku kepada sang ayah.
Menurutnya, saat itu Bung Karno sangat menghafal judul buku sesuai konteks permintaan Megawati sekaligus menunjukkan letak bukunya, detail dengan posisi rak dan baris ke berapa buku itu berada.
Megawati yang mendalami ilmu psikologi lantas menilai bahwa Bung Karno adalah sosok yang memiliki fotografis memori yang kuat.
"Beliau menata sendiri buku-bukunya. Sampai hari ini, ketika kami keluar dari Istana, Bung Karno membiarkan saja di situ buku-bukunya. Mungkin jumlahnya 20 ribu sampai 30 ribu, yang bertebaran di Istana Merdeka, Istana Negara, dan Istana Bogor. Yang saya dengar itu mulai diarsipkan," tutur Megawati.
Baca Juga: Komentari terkait OTT KPK terhadap Menteri KKP, Ini Pesan Menohok Sudjiwo Tedjo untuk Jancukers
Oleh karena itu, Ketua Umum PDI Perjuangan itu tak heran jika sang ayah pintar berbahasa sejumlah negara, di antaranya Jerman, Inggris, dan Belanda. Tak heran juga, Bung Karno bisa menggagas Konferensi Asia-Afrika.
Kesaksian Bung Karno sebagai pengoleksi sekaligus kutu buku juga pernah disaksikan oleh KH Saifuddin Zuhri.
Saifuddin yang merupakan Menteri Agama era Bung Karno itu pernah melihat kamar sang Proklamator RI itu sangat berantakan dengan buku.
"Kamarnya besar sekali, peninggalan Belanda. Ada tempat tidur dan sebelahnya adalah buku. Beliau akan tahu kalau ada yang ambil bukunya. Bahkan pindah sedikit akan ditanyakan. Karena ada tatanya, dinomori sesuai ingatan dia. Di toilet, ada rak kecil dua tingkat, yang kami tahu sebagai tempat bacaannya. Yang di atas jangan sedikit pun bergeser. Yang di bawah adalah yang akan dibaca," tutur Megawati.
Baca Juga: Turki Memanas, 7 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka Akibat Dua Ledakan di Perbatasan