Network
PR BEKASI - Menghilangnya keberadaan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) dari pandangan publik beberapa waktu terakhir, membuat banyak pihak bertanya-tanya perihal kondisinya.
Sebab kemunculannya terakhir kali terlihat dalam penyelenggaraan dua acara yang digelar pada 14 November lalu.
Acara terakhir itu, diketahui telah dihadiri kerumunan orang, sehingga muncul isu terkait dugaan Habib Rizieq yang terkena virus corona. Sebab informasi yang simpang siur itu, Habib Rizieq Shihab diminta untuk memberikan kebenaran kondisi kesehatannya.
Baca Juga: Usai Venti Figianti, Kiwil Dikabarkan Telah Menikah Siri Lagi dengan Pengusaha Asal Kalimantan
Perihal keterbukaan, menurut ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono adalah penting terkait keadaannya, apakah positif Covid-19 atau tidak. Melalui keterbukaan ini, menurutnya akan memudahkan agar Satgas Covid-19 menelusuri rekam jejak yang berhubungan dengan Habib Rizieq.
"Ya datanya dibuka saja (kalau benar positif COVID-19), sambil ditunjukkan bahwa kerumunan itu sangat tidak baik," kata Tri Yunis, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Jumat, 27 november 2020.
Sementara pada beberapa waktu lalu, dalam sebuah surat pernyataan yang diunggah oleh FPI dalam sebuah akun resmi Twitter mereka, disebutkan bahwa absennya Habib Rizieq Shihab dari pandangan publik karena kondisinya yang kelelahan pasca kegiatan yang dilakukan pasca kepulangannya ke Jakarta.
Baca Juga: Sebut KPK Lemah Tindak Anggaran Siluman Pemprov DKI, Dewi Tanjung: Komisi Perlindungan Kadrun
Sementara menyusul beberapa waktu kemudian, dugaan masyarakat akan kondisi Habib terkait Covid-19 menguat, ketika Satgas Covid-19 merilis sejumlah temuan orang -orang yang disebut terinfeksi positif dan sempat hadir dalam acara yang diselenggarakan FPI itu.
