Sesar Naik Mamuju Sangat Aktif, BMKG Waspada: Gempa Majene Sulbar Adalah Gempa Berulang

- 15 Januari 2021, 21:50 WIB
Warga mengamati Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang rusak akibat gempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat, 15 Januari 2021.
Warga mengamati Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang rusak akibat gempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat, 15 Januari 2021. /ANTARA FOTO/Akbar Tado/wpa/hp/ANTARA FOTO

PR BEKASI – Gempa Bumi yang melanda Majene, Sulawesi Barat disebut oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan gempa berulang yang dilihat berdasarkan sejarah gempa masa lalu.
 
Hal tersebut dikatakan oleh Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.
 
Menurut Daryono, Sesar Naik Mamuju yang diduga sebagai sumber gempa Majene ini sangat aktif.

Baca Juga: Jadi Kunci Pulihnya Kehidupan Masyarakat, Jokowi Sebut Vaksinasi sebagai 'Game Charger' 

Diketahui, dari beberapa gempa yang terjadi dalam dua hari ke belakang ini, ada beberapa gempa yang memiliki kesamaan dengan gempa yang pernah terjadi pada masa lalu.
 
"Dari sebaran gempa utama dan susulan yang terjadi sejak 14-15 Januari, ada tiga yang bisa kita kenali sumbernya dan memiliki kesamaan dengan gempa masa lalu," kata Daryono, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
 
Daryono mengatakan, bahwa gempa yang terjadi di Majene merupakan perulangan gempa pada 1969 karena dibangkitkan oleh sumber yang sama yaitu Sesar Naik Mamuju (Mamuju thrust).
 
Namun sedikit berbeda dengan gempa yang sekarang, saat itu pusat gempa berada di laut sehingga menimbulkan tsunami.

Baca Juga: Curiga Mbak You Dukun Bayaran Oposisi, Habib Husin: Banyak Hasutan, Bahaya Jika Gak Segera Diamankan 

Berdasarkan data dan historis, telah terjadi tiga gempa dan tsunami merusak di sekitar Majene yaitu pada 11 April 1967 dengan magnitudo 6,3 di Polewali Mandar yang menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 orang meninggal.
 
Kemudian pada 23 Februari 1969 di Majene dengan magnitudo 6,9 menyebabkan 64 orang meninggal, 97 luka dan 1.287 rumah rusak di empat desa.
 
Lalu, pada 8 Januari 1984 dengan magnitudo 6,7 di Mamuju namun tidak ada catatan korban jiwa tapi banyak rumah yang rusak.
 
Majene diguncang gempa kuat dengan magnitudo 6,2 pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 1.28.17 WIB.

Baca Juga: Mayoritas Klub Minta Liga 1 dan 2 Dihentikan, PT LIB: Tapi Ini Bukan Keputusan Akhir Soal Kompetisi

Episenter gempa terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT tepatnya di darat pada kedalaman 10 km.
 
Dengan meningkatnya magnitudo gempa menjadi lebih besar 6,2 dari sebelumnya magnitudo 5,9 pada Kamis, 14 Januari 2021, gempa kedua berdampak lebih merusak dan lebih luas cakupan dampaknya.
 
Daryono mencontohkan, jika kondisi bangunan dampak gempa kemarin sudah mengalami retak-retak atau rusak sebagian maka dengan terjadinya gempa yang lebih kuat ini dapat berdampak merusak lebih parah.
 
Seperti halnya gempa pertama, dampak gempa kedua pada Jumat dini hari itu menyebabkan guncangan gempa dirasakan di Majene dan Mamuju mencapai skala intensitas V-VI MMI (memicu kerusakan).

Baca Juga: Sebut Kasus Habib Rizieq Karena Ia Oposisi, Rocky Gerung: Ini Cara Berpikir yang Mestinya Dikuliti 

Sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting).
 
"Ternyata benar, pagi tadi dilaporkan dampak gempa kedua menimbulkan lebih banyak bangunan rumah rusak di Majene dan juga Mamuju," kata Daryono.
 
Sementara dilaporkan ada beberapa orang meninggal dunia dan ratusan orang menderita luka-luka sebagai dampak gempa.
 
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x