PR BEKASI - Penyempitan kawasan hutan yang terus terjadi diduga menjadi bagian dari penyebab terjadinya bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan.
Pernyataan tersebut sejauh ini telah diungkapkan oleh beberapa lembaga, seperti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) hingga lembaga Greenpeace Indonesia.
Berpandangan serupa terjadinya banjir di Kalimantan Selatan karena kerusakan hutan, Mantan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Said Didu memberikan pesannya kepada perusak hutan agar bertobat.
Baca Juga: Soroti Bencana dan Musibah Awal Tahun, Emil Salim: Jangan Cari-Cari Kesalahan, tapi Cari Jalan
Menurut Said Didu, kerusakan hutan yang terjadi dilakukan oleh orang-orang yang serakah dan tidak memikirkan dampak dari perbuatannya di masa mendatang.
"Bencana Wahai para perusak hutan (termasuk pembuat kebijakan) di Kalimantan - silahkan saksikan bencana akibat keserakahan kalian," kata Said Didu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitternya, Senin, 18 Januari 2021.
Terlebih saat ini kerusakan alam tersebut menyebabkan banyak orang harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggal hingga harta benda. Sebab itu, Said Didu menyarankan agar para pelaku dapat segera bertobat.
"Bertobatlah kepada Allah atas kerusakan yang kalian sudah lakukan," kata Said Didu.
Wahai para perusak hutan (tmsk pembuat kbjkn) di Kalimantan - silakan saksikan bencana akibat keserakahan kalian.
Bertobatlah kepada Allah atas kerusakan yg kalian sudah lakukan.
Mari kita doakan Saudara-Saudara kita di Kalimantan agar tetap selamat dan terhindar dari bencana.— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) January 17, 2021
Baca Juga: Tak Seperti di Palu, BMKG: Gempa Susulan Majene Tercatat 31 Kali dan Berpotensi Ada Lagi