PR BEKASI - Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida atau akrab disapa Alissa Wahid turut angkat bicara terkait viralnya sebuah video seorang siswi non muslim yang dipaksa memakai jilbab oleh pihak sekolah SMKN di Padang, Sumatera Barat.
Alissa Wahid mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) harus lebih kuat menegaskan bahwa ekosistem pendidikan milik negara tidak memaksakan jilbab untuk murid non muslim dan bahkan muslimah sekalipun.
"Sebaliknya, juga tidak boleh melarang penggunaan jilbab bagi yang menginginkannya," kata Alissa Wahid, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @AlissaWahid, Jumat, 22 Januari 2021.
Sepertinya Kemdikbud harus lebih kuat menegaskan bahwa ekosistem pendidikan milik Negara tidak memaksakan jilbab untuk murid non muslim & bahkan juga muslimah.
Sebaliknya, juga tidak boleh melarang penggunaan jilbab bagi yang menginginkannya.— Alissa Wahid (@AlissaWahid) January 22, 2021
Baca Juga: Mengaku Sudah Lama Tak Ditembak Cowok, Anya Geraldine: Apa Sih Rasanya? Pengen Deh!
Alissa Wahid menuturkan, tanpa penegasan dari Kemendikbud, para pengelola sekolah akan terus menggunakan tafsir yang berbeda-beda.
"Dan bila pengelola sekolahnya meyakini mayoritarianisme sekaligus klaim kebenaran mutlak, maka akan ada potensi aturan pakaian yang melanggar hak konstitusi warga yang menjadi korban," kata Alissa Wahid.
Menurut Alissa Wahid, sekolah milik negara di wilayah mayoritas muslim, tidak bisa mengatas namakan untuk menghormati mayoritas lalu memaksa muridnya berjilbab.
Baca Juga: Mirip Adegan Sinetron, Hanung Bramantyo Ungkap Perjuangannya Luluhkan Hati Ibu Sang Istri
Hal demikian juga berlaku bagi sekolah di wilayah mayoritas non muslim.