Baca Juga: Masih Khawatir Picu Kekerasan, Youtube Perpanjang Blokir Akun Donald Trump
"Cuitan dari Febri Diansyah ini langsung ditanggapi oleh Novel Baswedan melalui akun Twitter-nya. Dia menyatakan kalau isu Taliban ini adalah lagu lama. Seorang netizen juga langsung menyambar isu ini," katanya.
Hersubeno mengatakan kalau netizen itu menyatakan bahwa polanya ternyata seperti itu.
"Ketika KPK diserang dengan isu radikal radikul atau Taliban, itu artinya sedang ada misi yang dijalankan oleh koruptor dan antek-antek buzzer rp. Tahun 2019 mereka gencar saat akan merevisi UU KPK," ucap Hersubeno.
Baca Juga: Dukung Terobosan Kapolri Listyo Sigit, Ganjar Pranowo: SDM Polri yang Selama Ini Sudah Cukup Elegan
Diduga sang netizen kalau sekarang isu tersebut diangkat kembali, berarti sedang ada kasus korupsi besar.
Hersubeno kemudian menceritakan profil dari Febri Diansyah yang sebelumnya adalah aktivis anti korupsi.
Febri Diansyah, dijelaskan Hersubeno, sebelum bergabung di KPK dia adalah salah satu penggiat di Indonesia Coruption Watch, dan kemudian bergabung di KPK menjadi juru bicara.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta 27 Januari: Aldebaran Peluk Andin, Minta untuk Pulang ke Rumahnya
Dia memastikan kalau Febri sangat paham mengenai isu-isu yang berkaitan dengan korupsi, serta permainan yang ada di dalamnya ketika KPK sedang menyelidiki kasus-kasus besar.