PR BEKASI - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menanggapi pernyataan Budayawan sekaligus Cendikiawan Islam Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun yang menyebut akan menurunkan presiden lagi apabila keadaan negara sudah sangat darurat.
Sebelumnya, Cak Nun mengaku bahwa dia adalah salah satu tokoh yang membuat Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden. Refly Harun pun menilai, pernyataan Cak Nun itu seperti ucapan laki-laki yang marah pada pacarnya.
"Cak Nun, Cak Nun, seperti laki-laki yang ngambek sama pacarnya, tidak mau bertemu, tidak mau berdekatan, tapi memandang terus dari jauh bahkan menunggu kabarnya seperti apa," kata Refly Harun, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Haru, Kamis, 18 Februari 2021.
Refly Harun juga mengatakan, pernyataan Cak Nun adalah gambaran dari rakyat terhadap Indonesia dan para penguasa, meski jauh tapi tetap peduli.
"Itulah gambaran mungkin terhadap Indonesia dan penguasa, walaupun jauh di luar pemerintahan, tidak pernah ikut-ikut dari bagian pemerintah, hanya mencintai dari jauh, tapi Cak Nun tetap mencintai negara," kata Refly Harun.
Refly Harun lalu menyebut bahwa ada dua tokoh yang selalu melancarkan kritik kepada pemerintah, dan kritiknya itu sangat pantas untuk didengar, yakni Cak Nun dan Iwan Fals.