Baca Juga: SBY Tegas Sebut Namanya Aktor di Balik GPK-PD, Moeldoko: Jangan Menekan Saya!
"Dalam hal ini, tentu presiden tidak bisa kita salahkan. Tapi soal suvenir, itu pun yang disalahkan bukan presidennya. Kerena jangan-jangan protokoler yang menyiapkan, dan jangan-jangan sudah diagendakan sebagai bagian dari kegiatan," tutur Saleh Daulay.
Oleh karena itu, Saleh Daulay meminta pihak protokoler untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
"Nah karena itu, kalau Istana mau jujur menjawab kritik publik, silakan lakukan evaluasi secara total pada protokolernya. Jangan sampai terulang lagi," kata Saleh Daulay.
Baca Juga: Bela Jokowi Soal Kerumunan Massa di NTT, Irma Suryani: Itu Tak Disengaja dan Tak Direncanakan
"Kalau terulang lagi, ini akan menjadi salah satu catatan yang tidak baik bagi kita semua. Karena presiden mengatakan, kita harus bebas dari Covid-19," sambungnya.
Menurutnya, keinginan Jokowi yang ingin segera menyelesaikan pandemi Covid-19 tidak akan terwujud, jika kejadian tersebut terulang lagi.
"Saya memahami betul bahwa banyak masyarakat yang antusias bertemu, salaman, dan selfie-selfie dengan Jokowi. Karena sebelum Covid-19, presiden selalu melakukan itu. Tapi di tengah Covid-19 ini, mestinya hal itu diatur, tidak seperti yang kita saksikan saat ini," tutur Saleh Daulay.
Menurutnya, kerumunan massa yang terjadi di NTT adalah contoh yang buruk, yang dikhawatirkan juga akan memancing kritik dari dunia internasional.