PR BEKASI – Siklon Tropis Seroja yang menimbulkan bencana di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga merupakan dampak dari pemanasan global.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu air laut yang merupakan tempat mengabsorsi karbon dioksida saat ini semakin panas dan menimbulkan dampak dari gas rumah kaca.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang digelar virtual di Jakarta, Selasa, 6 Maret 2021.
"Ini baru hipotesis ya, tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming (pemanasan global)," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Baca Juga: Ajak Jaga Hutan Bakau dengan Wayang, Simak Kisah Samsudin Warga Indramayu yang Diliput Media Asing
Baca Juga: Mantan Teroris: Air Gun yang Digunakan Zakiah Aini Telah Dimodifikasi dan Bisa Membunuh
Baca Juga: Surat Telegram Kapolri: Media Dilarang Siarkan Arogansi dan Tindak Kekerasan Polisi
Oleh karena itu, Dwikorita Karnawati meminta Pemerintah mulai melaksanakan mitigasi untuk mencegah bencana yang ditimbulkan oleh pemanasan global.
"Yang perlu kita sadari bersama global warming ini memang benar-benar harus dimitigasi," katanya.