Namun, jadwal itu bergeser seiring adanya kebijakan dari beberapa negara yang memproduksi vaksin.
"Yang dari Eropa dan dari India itu terbukti jadwalnya yang sudah didiskusikan kemudian bergeser karena berbagai macam masalah politik di negaranya masing-masing," katanya.
Informasi terakhir yang diterima dari AstraZeneca disampaikan rencananya sebanyak 50 juta dosis vaksin dilakukan pengiriman pada 2021.
Namun terjadi perubahan sehingga pihak AstraZeneca hanya bisa mengirim 20 juta vaksin di 2021, dan sisanya 30 juta vaksin diundur ke 2022.
"Vaksin dari GAVI yang 54 juta itu memang gratis, tapi ketidakpastiannya tinggi sekali, sedangkan yang AstraZeneca itu tidak ada perubahan harga, tapi mereka mengundurkan jadwalnya," katanya.
Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menuntaskan program vaksinasi rampung pada 2021.
"Jadi semua pengiriman vaksin yang di tahun 2022 tidak akan kami lakukan konfirmasi," kata Menkes.
Terkait harga penambahan vaksin dari Sinovac itu, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pihaknya belum mengetahui apakah ada perubahan harga atau tidak.