PR BEKASI - Wakil Ketua Dewan Pembina MUI Muhyiddin Junaidi memberikan tanggapan terkait dibatalkannya kajian Ramadhan oleh PT PELNI karena dugaan radikalisme.
Muhyiddin Junaidi menilai, keputusan PT PELNI yang membatalkan kajian Ramadhan tersebut apalagi dengan menuduh adanya radikalisme merupakan keputusan yang tendensius dan sangat melukai perasaan umat Islam.
Hal itu disampaikan Muhyiddin Junaidi saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Dituduh Radikal, Ceramah Ramadhan Dibatalkan".
"Kalau saya melihat, kebijakan Direksi PT PELNI ini sangat kontraproduktif, tendensius, dan cuma melukai perasaan umat Islam," kata Muhyiddin Junaidi, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 10 April 2021.
Muhyiddin Junaidi mengatakan, seharusnya PT PELNI dan perusahan-perusahaan BUMN lain berterima kasih kepada para penceramah tersebut.
"Karena harusnya PELNI dan perusahaan-perusahaan BUMN lain berterima kasih dengan adanya acara pembekalan mental spiritual, terutama dengan menghadirkan para penceramah, kiai, dan ustaz yang memang tidak ada masalah dengan sikap dan akidah mereka," tutur Muhyiddin Junaidi.
"Mereka semua adalah orang-orang yang tidak radikal. Mereka adalah orang-orang yang memegang prinsip dasar Islam wasathiyah," sambungnya.