PR BEKASI - Indoensia sebelumnya telah meminta bantuan Australia dan Singapura untuk mencari kapal selam yang hilang selama latihan dengan 53 orang di dalamnya.
Menanggapi hal itu, Australia mengatakan akan memberikan dukungan kepada Indonesia untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari SBS News pada Kamis, 22 April 2021,z Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan Australia akan memberikan dukungan apapun yang mereka bisa.
"Kami jelas sangat prihatin dengan laporan tersebut. Ini sangat meresahkan keluarga dan khususnya bagi TNI AL," ujarnya kepada AM.
"Kami telah mengindikasikan bahwa kami akan membantu dengan cara apa pun yang kami bisa. Kami mengoperasikan kapal selam yang sangat berbeda dari yang satu ini, tetapi Angkatan Pertahanan Australia dan organisasi Pertahanan Australia akan bekerja dengan operasi pertahanan di Indonesia untuk menentukan apa yang mungkin dapat kami lakukan," sambungnya.
"Kami akan mendukung tetangga kami dengan cara apa pun yang kami bisa."
Baca Juga: Akui Rocky Gerung Keras dalam Mengkritik, Rizal Ramli Sebut Pemerintah Dikelilingi KW dan 'Maling'
Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan kapal selam tersebut hilang kontak setelah diberikan izin untuk menyelam.
Kapal selam itu membawa total 53 orang dengan rincian 49 anggota awak, satu komandan dan tiga orang bertugas penembak.
Menurut Panglima Militer Hadi Tjahjanto, KRI Nanggala 402 sedang melakukan latihan ketika hilang kontak.
Kapal selam itu diyakini telah menghilang di perairan sekitar 95 kilometer sebelah utara Bali.
Dirinya juga mengatan angkatan laut telah mengerahkan puluhan kapal untuk mencari daerah tersebut, termasuk kapal survei hidrografi, dan telah meminta bantuan dari Singapura dan Australia, yang memiliki kapal penyelamat kapal selam.
Sementara itu, pihaknya juga meyakini bahwa kapal selam itu tenggelam hingga kedalaman 600-700 meter.
Kapal selam buatan Jerman, yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1981 itu, sedang berlatih untuk latihan penembakan rudal yang akan berlangsung pada hari Kamis.
Komandan Tjahjanto dan para pemimpin militer lainnya juga hadir.
Indonesia saat ini memiliki armada lima kapal selam dan berencana untuk mengoperasikan setidaknya delapan kapal selam pada tahun 2024.
Baca Juga: Bertemu Tim Peneliti Vaksin Nusantara secara Terutup, Ganjar Pranowo: Belum Ada Jawaban
Negara, negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, telah menghadapi tantangan yang semakin besar terhadap klaim maritimnya dalam beberapa tahun terakhir, termasuk banyak insiden yang melibatkan kapal-kapal Tiongkok di dekat pulau Natuna.
Sebelumnya, Singapura jug telah mengirimkan bantuan dengan menerjunkan kapal khusus MV Swift Rescue pada Rabu , 21 April 2021.
Menteri Pertahanan Singapura, Dr Ng Eng Hen mengatakan kapal penyelamat khusus tersebut dikirim "secepat dia bisa bersiap-siap".
Dalam postingannya di akun Facebook, MV Swift Resque bergegas setelah kepala angkatan laut Singapura menerima permintaan bantuan dari Indonesia.
Ng Eng Hen menambahkan jika Singapura juga mengerahkan tim medis bersama rombongan kru kapal jika perawatan hiperbarik diperlukan.
Indonesia saat ini memiliki armada lima kapal selam dan berencana untuk mengoperasikan setidaknya delapan kapal selam pada tahun 2024.***