Indonesia Disebut Bisa Berakhir Seperti Yaman, Ferdinand Hutahaean Singgung soal Intoleransi dan Radikalisme

- 24 April 2021, 08:16 WIB
Ferdinand Hutahaean mengatakan jika intoleran dan radikalisme terus tumbuh maka mungkin saja 10 tahun lagi Indonesia seperti Yaman.
Ferdinand Hutahaean mengatakan jika intoleran dan radikalisme terus tumbuh maka mungkin saja 10 tahun lagi Indonesia seperti Yaman. /Instagram/@ferdinand_hutahaean

PR BEKASI - Mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengajak untuk menelisik sejarah semasa KH Zainudin MZ masih memberikan ceramah.

"Coba telisik sejarah era ketika KH Zainudin MZ masih ceramah hingga sekarang. Tahun 2011 beliau berpulang," kata Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean menambahkan bahwa dalam rentang tahun 10 tahun sejak 2011 sampai sekarang, pertumbuhan intoleransi dan radikalisme begitu dahsyat.

Baca Juga: Polemik Toa Masjid Jadi Perdebatan, Taufik Damas: Tuhan Tidak Butuh Pengeras Suara

"Bayangkan 10 tahun dr 2011-2021 betapa dahsyatnya pertumbuhan intoleransi dan radikalisme," tambahnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @FerdinandHaean pada Sabtu, 24 April 2021.

Menurutnya, jika hal itu tidak dilawan maka dalam 10 tahun lagi mungkin saja Indonesia seperti Yaman.

"Jika kita tidak lawan, 10 tahun lagi negeri ini mungkin seperti Yaman," tandas Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Bongkar Dugaan Skandal yang Gerogoti KPK, Mantan Aktivis 98: Era Firli Bahuri Mulai Dihuni 'Tuyul'

Cuitan dari Ferdinand Hutahaean tersebut disertai dengan cuplikan video dari mendiang Zainudin MZ.

Tangkapan layar cuitan.
Tangkapan layar cuitan.


Dalam ceramahnya tersebut, Zainudin MZ menyampaikan mengenai perbedaan pendapat dan untuk selalu rukun walau berbeda.

"Beda pendapat mah boleh, marahan mah jangan. Tangan kanan sama tangan kiri sama nggak? Beda tapi akur," ujar Zainudin MZ.

Baca Juga: Warganet Singgung Persoalan Toa Masjid yang Dikeluhkan Zaskia Adya Mecca, Alissa Wahid Beri Jawaban Menohok

"Akur sekalipun beda, beda tapi akur. Asal kiri gatel nih, kanan kagak pake diundang, dia datang aja garukin padahal beda. Nggak ada kiri gatal kanan ngomel, lu garukin aja sendiri," lanjutnya.

Dia menambahkan, saat tangan kanan terasa gatal maka tangan kiri tanpa diundang datang untuk menggaruk yang gatal.

Akhirnya kedua tangan tersebut bisa saling menggaruk bagian yang gatal.

Baca Juga: Sebut Pegawai KPK Bisa 'Bermain' Gunakan UU Baru, Eks Komisioner: Kenapa Kok Pegawainya Seperti Ini?

Karena itu, Zainudin MZ mengimbau untuk selalu rukun walau berbeda, dengan mencari persamaan yang dimiliki, dan tidak dengan memperbesar perbedaan yang ada.

"Kita udah capek sama konflik, kalau kita rukun kompak bersatu, kita bisa berbuat banyak untuk agama," ucapnya.

Selain itu, juga untuk bangsa dan negara yang dicintai ini, yaitu Indonesia.

Baca Juga: Singgung Agama Kapolri soal Paul Zhang, Ruhut Sitompul ke Anwar Abbas: Jangan Nodai MUI dengan Gaya Bicaramu

Zainudin MZ mengajak untuk menjaga kesatuan, persatuan, kerukunan, kekompakan, dan jangan marah jika berbeda.

"Hormati pendapat orang kalau pendapat kita pengen dihormati," tandas Zainudin MZ.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x