UAS Ajak Patungan Beli Kapal Selam, Beka Ulung: Niat Baik Harus Dihargai, Tapi Ada Cara Lain yang Lebih Baik

- 27 April 2021, 12:00 WIB
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara komentari ajakan UAS patungan beli kapal selam.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara komentari ajakan UAS patungan beli kapal selam. /ANTARA/Nur Imansyah

PR BEKASI – Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara ikut menanggapi ajakan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk patungan membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala-402.

Beka Ulung Hapsara menyampaikan bahwa niat baik UAS harus dihargai.

Namun, Beka Ulung Hapsara menjelaskan bahwa masih ada cara yang lebih baik untuk membantu negara agar memiliki kapal selam pengganti KRI Nanggala-402.

Baca Juga: Lee Kwang Soo Resmi Hengkang dari Running Man Usai 11 Tahun Mengabdi, Ini Alasannya

Niat baik harus dihargai. Hanya ada cara yang lebih baik,” kata Beka Ulung Hapsara dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @Bekahapsara pada Selasa, 27 April 2021.

Beka Ulung Hapsara membeberkan cara lain yang menurutnya lebih baik itu, antara lain kampanyenya bayar pajak.

Ikut kampanye bayar pajak supaya penerimaan negara meningkat, prioritaskan alokasi anggaran negara untuk alutsista terus awasi pembelian dan penggunaan anggarannya,” ujar Beka Ulung Hapsara.

Baca Juga: Kewalahan Tangani Lonjakan Kasus Covid-19, WHO: Situasi di India Sangat Memilukan

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) membuat pengumuman di Instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official pada Senin, 26 April 2021.

Pengumuman tersebut berisi ajakan donasi atau patungan untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala-402.

"RAKYAT BERSATU. JAGA KEDAULATAN LAUT KITA. Open Donasi Patungan Rakyat Indonesia Untuk Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402 Bersama Masjid Jogokariyan Jogja," tulis UAS.

Baca Juga: Cek Segera! Berikut Link Pendaftaram BPUM BLT UMKM Rp1,2 Juta untuk Wilayah Jakarta Selatan

UAS mengulas isi Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tentang kewajiban negara melindungi segenap bangsa. Dia juga menyampaikan wilayah perairan Indonesia harus dijaga.

"Di antara tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,” katanya.

Lautan kita yang membentang luas melebihi daratannya, dari Samudera Indonesia di barat Aceh hingga perairan Papua merupakan bagian dari wilayah negeri kita yang harus dijaga dan dilindungi, beserta kekayaan tak ternilai yang ada di dalamnya," ujar UAS.

UAS menyampaikan, TNI Angkatan Laut (AL) selama ini mengemban tugas berat. Salah satu tantangan TNI AL adalah kurangnya prajurit dan armada militernya.

"Tugas berat yang selama ini diemban oleh TNI Angkatan Laut menghadapi berbagai tantangan dari kurangnya personil dan armada, luasnya wilayah yang harus dijaga, besarnya kekayaan yang mengundang berbagai kepentingan asing, hingga penyusupan-penyusupan yang terus terjadi," kata UAS.

Baca Juga: Ketahuan Tak Pakai Masker saat Rapat, Perdana Menteri Thailand Ini Kena Denda Rp2,4 Juta

"Lautan kita yang luas, yang pernah dijaga dengan gagah oleh Laksamana Nala, Pati Unus, Malahayati, Baabullah, dan Nuku; yang pernah diharumkan oleh kegigihan RE Martadinata hingga pengorbanan Yos Sudarso, kini menjadi amanat di pundak kita semua, agar dapat kita wariskan kepada anak cucu kita kelak," UAS melanjutkan.

UAS menilai, ajakan patungan tersebut dilakukan dalam rangka bahu-membahu membangun kekuatan armada laut kembali.

"Setelah KRI Nanggala-402 beserta seluruh awaknya yang gugur syahid menjalani 'Eternal Patrol', mari kita seluruh rakyat Indonesia, bahu-membahu mengulurkan tangan dan sumbangsih membangun kekuatan armada laut kita agar kembali berjaya," tutur UAS.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x