Tingkatkan Target Ekspor 2024, KKP: Sukamara Kalteng Jadi Model Contoh Pengembangan Klaster Udang

- 24 Mei 2021, 21:00 WIB
Hasil panen udang di klaster udang di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.
Hasil panen udang di klaster udang di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. /ANTARA/HO-KKP

PR BEKASI - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan model budi daya udang berbasis klaster percontohan.

Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan ekonomi dan ekspor udang di tahun 2024.

Program pengembangan tersebut melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Baca Juga: Indonesia Tak Akan Lagi Izinkan Ekspor Benih Bening Lobster, KKP Jelaskan Alasannya

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Gemi Triastutik, dalam keterangannya di Jakarta, pada Senin 24 Mei 2021.

Ia menyampaikan serta mengapresiasi keberhasilan percontohan klaster di Sukamara yang telah panen dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai sekitar 10 ton per hektare.

Ia mengatakan, keberhasilan ini bisa menjadi model yang bisa dikembangkan di daerah lain.

Baca Juga: Tiga Taktik Baru Menteri Trenggono di KKP: Target Kontribusi PNBP Rp21 Triliun pada 2024

Terlebih, menurutnya, ada pekerjaan rumah besar dalam menggenjot nilai ekspor udang sebesar 250 persen di tahun 2024.

"Saya kira jika daerah potensial lainnya mampu menerapkan model seperti di Sukamara, target kenaikan ekspor akan dengan mudah tercapai.

Saat ini, India sebagai pesaing utama, tengah dilanda gelombang kedua Covid-19 yang sangat parah dan data menunjukkan ada tren penurunan ekspor udang India terutama ke Amerika Serikat dalam periode Januari hingga Maret 2021.

Baca Juga: Tidak Ada Kompromi kepada Penyelundup Benih Lobster, KKP: Bila Terpaksa Siap Dilumpuhkan

Ini menjadi momen kita untuk menangkap peluang kekosongan suplai yang ada," tutur Gemi.

Sementara itu Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharjo menegaskan bahwa inovasi teknologi yang dihasilkan BBPBAP Jepara harus mampu diukur dari kinerja dampak secara ekonomi.

Menurut dia, BBPBAP Jepara harus menjadi center of excellent yang secara langsung memberikan daya ungkit langsung terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat pembudidaya ikan.

Baca Juga: Bukti Baru Terungkap, Edhy Prabowo Pinjam Kartu Kredit Pejabat KKP untuk Belanja Barang Mewah di Hawaii

"Saya kira keberhasilan panen udang di klaster tambak Sukamara ini disebabkan karena ada integrasi antara inovasi dan manajemen terpadu yang berjalan efektif pada setiap subsistem mulai dari pendampingan teknologi, penguatan kelembagaan, dan peran multi-stakeholders di dalamnya.

Saya kira ini kunci kita dan ke depan model-model seperti ini akan kita kembangkan dan replikasi di wilayah binaan kami," ungkap Sugeng sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara pada Senin, 24 Mei 2021.

Sugeng memastikan BBPBAP Jepara mulai mengubah paradigma pendekatan pengembangan dari hanya bersifat parsial menjadi lebih komprehensif, sehingga target kita tidak berhenti pada hasil komoditas tapi lebih penting adalah dampak bagi perekonomian masyarakat.

Baca Juga: KKP: Tidak Ada Kapal Asing yang Mendapat Izin Beroperasi di Papua atau WPPNRI

"Inovasi terus kita kembangkan, dan kita akan lakukan berbagai evaluasi agar inovasi bisa dikembangkan dengan konsep pengembangan yang terukur secara sosial ekonomi dan berkesinambungan.

Untuk Sukamara ini, kami akan mengkaji lebih detail seberapa jauh dampak secara ekonomi terutama mengukur rantai nilai pada setiap subsistem usaha yang
terkait," tuturnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x