"Dalam beberapa hari terakhir, di tengah kepungan konflik Israel-Palestina, bermunculan solidaritas dan penggalangan dana untuk Palestina," kata Nabil.
"Seyogianya Pemerintah Indonesia menetapkan regulasi dan sekaligus mekanisme distribusi dana untuk Palestina," ungkapnya.
Banyak sekali lembaga, bahkan perseorangan, menurutnya, yang menggalang dukungan serta menghimpun dana atas nama Palestina.
Nabil yakin audit mesti dilakukan demi kebaikan bersama, sekaligus sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas bantuan kemanusiaan.
Melihat alasan Nabil tersebut, Arief Munandar semakin yakin bahwa orang semacam itu hanya berusaha memperkeruh keadaan.
"Nabil Harun ini seperti orang yang memancing di air keruh atau setidaknya menimbulkan reaksi yang tidak penting ketika bangsa Indonesia sedang menunjukkan peran pentingnya dalam percaturan politik global dengan memberikan dukungan penuh terhadap bangsa Palestina," ucap Arief.
"Selalu ada orang-orang yang bersuara miring dan tidak pantas, seperti AM Hendropriyono, ada Risma yang mengkhawatirkan dananya masuk ke para pelaku terorisme, dan ada Nabil Harun yang minta dananya diaudit," sambungnya.
"Padahal partainya sendiri punya masalah, tapi kita biarkan saja mereka ya. Peribahasa mengatakan, anjing menggonggong kafilah berlalu," katanya.
"Kita anggap saja ini adalah gonggongan anjing dan kita tetap membantu perjuangan rakyat Palestina," tutup Arief Munandar.***