Harun Al Rasyid Gagal TWK usai Diduga Masuk Daftar Pegawai KPK yang Diwaspadai, Novel Baswedan: Itu Fakta

- 27 Mei 2021, 16:25 WIB
Ilustrasi KPK.
Ilustrasi KPK. /ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

PR BEKASI - Polemik terkait 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) hingga saat ini masih menjadi sorotan.

Mulai dari metode pelaksanaan tes, jenis pertanyaan, hingga teknis-teknis yang dilanggar dalam pelaksanaan tes tersebut.

Kendati demikian, beredar kabar bahwa jauh sebelum TWK digelar, Ketua KPK, Firli Bahuri diduga pernah membuat daftar nama pegawai-pegawai KPK yang harus diwaspadai.

Baca Juga: Polemik 75 Pegawai KPK Tak Lulus TWK, MAKI Bakal Ajukan Uji Materi ke MK

Hal tersebut disampaikan oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan dalam wawancaranya bersama Najwa Shihab pada Kamis, 27 Mei 2021.

Novel Baswedan mengatakan bahwa beberapa pimpinan KPK pernah bercerita kepada pegawai KPK lain tentang adanya daftar nama pegawai yang harus diwaspadai.

"Ketika awal-awal pimpinan KPK masuk di KPK, itu pernah ada beberapa pimpinan KPK yang bercerita ke kawan-kawan (pegawai KPK lain), saya juga pernah mendengar cerita itu, bahwa katanya ketua KPK (Firli Bahuri) pernah menunjukkan bahkan memberikan daftar nama-nama yang dianggap harus diwaspadai," tutur Novel Baswedan dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari YouTube Najwa Shihab.

Baca Juga: Paham Betul Kekecewaan 75 Pegawai KPK, Nurul Ghufron: Mohon Maaf, Kami Tidak Bisa Berbuat Banyak

Tidak sampai di situ, pernyataan Novel Baswedan turut didukung pernyataan Kasatgas penyidik KPK, Harun Al Rasyid.

Harun mengaku bahwa dia pernah dipanggil oleh salah satu pimpinan KPK karena namanya masuk dalam daftar pegawai yang harus diwaspadai.

"Suatu saat pernah, kira-kira 6 bulan setelah beliau (Nurul Ghufron) masuk di KPK, saya pernah diminta untuk datang ke tempat beliau. Beliau bilang, 'Kenapa saya enggak mengerti nama Anda (Harun Al Rasyid) itu jadi urutan teratas dari daftar yang pernah pak Firli berikan ke saya?' Saya dikasih tahu," tutur Harun Al Rasyid.

Dia mengaku merasa kaget dengan adanya daftar nama seperti itu.

Kemudian Harun menanyakan kepada Nurul Ghufron, terkait jumlah nama yang masuk daftar diwaspadai. Menurut keterangannya, terdapat sekitar 30 nama dalam daftar yang diberikan ketua KPK, Firli Bahuri.

Baca Juga: Sebut Jokowi Hadapi Dilema Soal Pemecatan Pegawai KPK, Andi Arief: Pilihannya Pasti Pertahankan Kekuasaan

"Loh ada daftarnya itu? mana saya ingin melihat. Berapa orang kira-kira yang masuk dalam catatan pak Firli itu? Ya kira-kira ada 20-an sampai 30-an nama," ujarnya.

Harun Al Rasyid mengaku tidak hanya dipanggil oleh Nurul Ghufron saja, ia mengungkapkan bahwa dirinya juga dipanggil oleh pimpinan KPK lainnya, Nawawi Pomolango, terkait daftar nama pegawai yang diberikan Ketua KPK.

Di akhir diskusi, Novel Baswedan mengatakan bahwa ia mengonfirmasi pernyataan Harun, karena pernah mendengar perihal hal tersebut.

Baca Juga: Curiga Soal Pemecatan Pegawai KPK yang Tak Lulus TWK, Saor Siagian: Firli Bahuri Itu Sudah Punya Agenda

"Saya mau konfirmasi, apa yang dikatakan mas Harun itu saya juga mendengar. Artinya itu saya yakini sebagai fakta," ujar Novel Baswedan.

Novel Baswedan menduga, segala kejadian yang terjadi saat ini di KPK merupakan upaya pelemahan KPK.

"Ketika orang-orang yang bekerja baik dijadikan masalah. Saya kemudian bisa melihat bahwa proses-proses yang terjadi sekarang adalah upaya penyingkiran, dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan sama dengan para koruptor," tutur Novel Baswedan.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x