Seorang kriminolog dari Australian National University, Leopold Sudaryono mengatakan bahwa perbandingan narapidana dan sipir penjara juga membuat lapas Tangerang sulit melakukan evakuasi.
"Di lapas Tangerang hanya ada 5 orang sipir yang bekerja satu shift untuk menjaga satu lapas dengan jumlah 2.079 orang. Jadi upaya deteksi kebakaran dan evakuasi sulit dilakukan," tutur Leopold Sudaryono.
Baca Juga: Hadiah HUT ke-76 RI, Hampir Seribu Napi di Lapas IIA Cikarang Dapat Remisi
Kebakaran di lapas Tangerang merupakan salah satu kasus kebakaran yang menelan korban jiwa paling tinggi, yaitu sekitar 41 narapidana meninggal dunia, dua di antaranya adalah warga negara asing dari Afrika Selatan dan Portugal.
Beberapa jasad mengalami luka bakar yang sangat parah, sehingga tidak dapat diidentifikasi. Sedangkan 73 orang mengalami luka ringan.***