Kapal Asing Diizinkan Ikut Lelang Tangkap Ikan, Susi Pudjiastuti: Jangan Perbolehkan Lagi

- 25 November 2021, 18:24 WIB
Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti mengharapkan kebijakan Presiden Jokowi dan Menteri KKP Sakti Trenggono terkait lelang tangkap ikan bagi kapal asing dipertimbangkan.
Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti mengharapkan kebijakan Presiden Jokowi dan Menteri KKP Sakti Trenggono terkait lelang tangkap ikan bagi kapal asing dipertimbangkan. /Instagram/@susipudjiastuti115

PR BEKASI -  Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengomentari keputusan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono yang mengundang investor untuk mengikuti lelang kuota tangkap ikan di zona komersial.

Susi Pudjiastuti menanyakan pada Sakti Trenggono dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapa bukan para pemuda Indonesia yang didorong dengan dana untuk food estate padi atau singkong, atau dibuatkan kapal agar mereka bisa ke laut.

Menurut Susi Pudjiastuti terdapat banyak ikan di laut yang akhirnya bisa kembali dijual dengan harga ratusan ribu rupiah sehingga nantinya dapat membeli puluhan kilogram beras maupun singkong.

Baca Juga: Kisruh Ibunda Arteria Dahlan Dimaki Sosok Wanita Muda, Susi Pudjiastuti: Ya Bijaksana, Bicarakan dengan Baik

"Pak Presiden @jokowi @saktitrenggono tanpa mengurangi rasa hormat, kenapa bukan pemuda-pemuda kita didorong dengan dana T untuk food estate padi, singkong dibuatkan kapal-kapal untuk mereka ke laut," katanya.

"Di laut banyak ikan yang harganya ratusan ribu rupiah bisa untuk beli puluhan kilogram beras dan singkong," sambungnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Twitter @susipudjiastuti pada Kamis, 25 November 2021.

Susi mengatakan kalau laut adalah sumber protein yang paling murah dan mudah untuk didapatkan masyarakat, di tengah penduduk yang banyak maka diperlukan banyak sumber protein utnuk membangun manusia-manusia berkualitas.

Baca Juga: Puan Maharani Tanam Padi di Tengah Hujan saat Kunjungan ke Jogja, Susi Pudjiastuti Berikan Tanggapan

Dia menyampaikan bahwa dengan segala kerendahan hatinya, dimintanya untuk kembali mempertimbangkan kebijakan tersebut.

Dipaparkannya kalau visi dari Jokowi adalah laut sebagai masa depan bangsa Indonesia, dan menjadi poros maritim bagi dunia.

"Jangan perbolehkan lagi kapal-kapal asing atau ex asing beroperasi kembali di lautan kita. Menangkap ikan kita bisa sendiri, kapal-kapal buatan indonesia bisa," tuturnya.

Baca Juga: Aksi Susi Pudjiastuti Panen Semangka di Pangandaran, Warganet: Manis Nggak Bu?

Susi menyatakan bahwa ketika Jokowi menghentikan kapal-kapal asing maupun ex asing berlayar di Indonesia maka ikan yang diperoleh warga Indonesia menjadi melimpah.

Sebab itu, dikatakannya sekarang jangan mengundang kapal-kapal asing itu kembali beroperasi untuk menangkap ikan-ikan yang ada di perairan Indonesia, terlebih karena alat yang digunakan berbahaya untuk keberlanjutan sumber daya laut.

"Sekarang Jangan undang mereka beroperasi kembali menangkap ikan kita. Alat2 mereka membahayakan keberlanjutan sumber daya laut kita  (perikanan)," katanya.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Beberkan Alasannya Cari Bantuan Dokter Hewan untuk Obati Rusa Lewat Twitter

"Ikan laut yang termurah tongkol masih Rp15.000 bisa dapat 1.5 kg beras. Kakap merah 1 kg Rp60.000 bisa dapat 5 kg beras," sambungnya.

Susi menjelaskan harga ikan tenggiri yang mencapai Rp70.000 bisa mendapat 6 kilogram beras, belum dengan ikan bawal putih besar yang perkilogram bisa mencapai angka Rp400,000.

Tak hanya itu, ada juga lobster atau udang putih yang harga satu kilogramnya mencapai ratusan ribu rupiah.

Baca Juga: UNESCO Desak Pemerintah Hentikan Proyek TN Komodo, Susi Pudjiastuti: Sadar Yok, Sebelum Ditertawakan Dunia

Cuitan Susi Pudjiastuti ini mendapatkan banyak komentar dari netizan, meskipun tak sedikit juga yang memberikan kritik dan dukungan.

Ferry Koto pun ikut memberikan komentar dengan mengatakan kalau aturan yang diberlakukan tersebut sudah bagus.

"Selain bisa cegah penangkapan tak terkendali & peningkatan devisa, juga membuka lapangan kerja yang besar," katanya.

"Karena ada kewajiban ABK dari lokal & proses ekspor harus di pelabuhan setempat, tak bisa kapal langsung ke luar negeri," tandas Ferry Koto.***

Editor: Elfrida Chania S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x