Bahayakah Jika Tahi Lalat Membesar? Ini Penjelasan Zubairi Djoerban

- 6 Desember 2021, 20:24 WIB
Ilustrasi tahi lalat. Bahayakan apabila tahi lalat di kulit membesar? Ini penjelasan Zubairi Djoerban.
Ilustrasi tahi lalat. Bahayakan apabila tahi lalat di kulit membesar? Ini penjelasan Zubairi Djoerban. /Pexels/Cottonbro

PR BEKASI – Sejumlah orang khawatir ketika memiliki tahi lalat yang terus membesar.

Kekhawatiran itu tidak terlepas dari kabar simpang siur yang menyebutkan bahwa tahi lalat merupakan salah satu pertanda kanker.

Jadi, sebenarnya bahayakan jika tahi lalat membesar?

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia 1 Desember, Zubairi Djoerban Sebut Pemerintah Sempat Menyangkal Kasus HIV Masuk Indonesia

Untuk menjawab hal itu mari simak penjelasan dari Prosesor Zubairi Djoerban mengenai apa itu tahi lalat.

Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa secara prinsip tahi lalat muncul akibat pertumbuhan melanosit di tempat tertentu di kulit.

Melanosit merupakan sel terdapat pada lapisan kulit, memproduksi melanin (pigmen pemberi warna pada kulit, rambut, dan mata).

Baca Juga: Pengamat Musik Bens Leo Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Covid 19, Zubairi Djoerban Sampaikan Kabar Duka

Zubairi Djoerban menuturkan ketika melanin terpapar sinar matahari, bakal membuat kulit berwarna lebih gelap.

Tahi lalat muncul dan berhenti muncul dalam rentang usia tertentu.

“Umumnya, tahi lalat muncul pada usia 6 – 12 bulan dan akan bertambah banyak seiring pertambahan usia, kemudian berhenti pada usia 40,” kata Zubairi Djoerban sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ProfesorZubairi pada Senin, 6 Desember 2021.

Baca Juga: Waspada Polifarmasi pada Pasien Lansia, Ini Penjelasan Zubairi Djoerban

Ada dua faktor yang mempengaruhi munculnya tahi lalat pada seseorang.

“Faktor genetik dan paparan sinar matahari,” ucap Zubairi Djoerban.

Maka dari itu, kata Zubairi Djoerban tahi lalat biasanya ada pada daerah kulit yang terkena sinar matahari.

Baca Juga: Minuman Kaleng dan Plastik Sebaiknya Dicuci Sebelum Dikonsumsi, Zubairi Djoerban Peringatkan Penyakit Ini

Lebih lanjut, Zubairi Djoerban menjelaskan terkait tahi lalat yang ada kaitannya dengan kanker kulit.

“Tahi lalat yang sering berubah jadi kanker kulit adalah tahi lalat yang punya tepi tidak beraturan dan batas sekitar yang tidak tegas” ujar Zubairi Djoerban.

Zubair Djoerban menyampaikan bahwa tahi lalat ini juga bisa ditemukan pada daerah-daerah yang tak terpapar sinar matahari seperti di sekitar pinggang, payudara, dan bokong.

Baca Juga: Waspada! Sering Alami Mata Ikan Bisa Jadi Pertanda Muncul Penyakit Lain, Ini Penjelasan Zubairi Djoerban

Adapun tanda lain yang mengarah ke kanker ialah tahi lalat yang cenderung tidak rata.

Lalu memiliki warna berbeda, tidak seperti tahi lalat inak yang biasanya cuma satu warna. Bisa merah atau kebiruan.

Patut diketahui juga, bahwa tahi lalat bisa berubah dari yang semula datar menjadi timbul. Atau juga sebaliknya.

Baca Juga: Rachel Vennya Diduga Kabur dari Karantina Kesehatan, Zubairi Djoerban: Itu Berisiko Bagi Masyarakat

“Namun, membesarnya tahi lalat ini bisa saja normal, tapi bisa juga kelainan yang merupakan kanker,” kata Zubairi Djoerban.

Maka itu, perlu diperhatikan, apakah di kulit Anda ada tanda-tanda yang seperti disebutkan tadi.

Apabila iya, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

“Untuk kepastiannya lagi, tahi lalat tersebut dapat dibiopsi,” tutur Zubairi Djoerban.***

Editor: Elfrida Chania S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x