Baca Juga: Polisi Ringkus 3 Orang setelah Ditermukan 1,3 Kg Ganja Tertanam di Salah Satu Kediaman Pelaku
Menurut Effendy, anjurannya tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan keluarga miskin.
“Karena ada sikap umum, terutama di kalangan keluarga tidak mampu pasti juga mencari yang tidak mampu, yang sesama miskin mencari yang miskin dan ini membuat mata rantai kemiskinan tidak dapat diputus,” kata Effendy menjelaskan.
Menurutnya, saat ini jumlah keluarga miskin di Indonesia adalah 9,4 persen dari total 57,116 juta rumah tangga per September 2019.
Angka 9,4 persen tersebut menurut Effendy jumlahnya hampir 5 juta keluarga miskin dan salah satu yang dia amati bahwa perilaku di masyarakat adalah orang akan mencari kesetaraan.
“Orang yang kaya mencari sesama yang kaya, yang miskin juga cari yang miskin karena sesama miskin lahirlah keluarga baru yang miskin,” katanya.
Baca Juga: Berdekatan dengan Lokasi Penembakan Massal di Hanau, KJRI Frankfurt Imbau WNI Tingkatkan Kewaspadaan
Namun dirinya mengaku bahwa dia belum melakukan penelitian yang mendalam terkait jumlah tersebut.
Dia melanjutkan, dengan adanya gerakan moral yang kaya menikahi yang miskin, Muhadjir berharap cara pandang masyarakat dapat berubah dan akhirnya memotong mata rantai kemiskinan.
“Tapi kan domain kawin-mengawinkan itu di pak Menag, waitu itu intermezzo saya saja, ‘cobalah pak Menag mungkin ada fatwa mbok yang kaya kawin dengan yang miskin’.