Baca Juga: Jokowi Gratiskan Pembayaran Listrik 450 VA hingga Juni 2020, Ringankan Dampak Virus Corona
Dalam situs Sebijak Institute Fakultas Kehutanan UGM dsiebutkan, tahun 1957, perwira Kodam IV/Diponegoro terlibat dengan banyak penggalangan dana melalui beberapa penyeludupan dan pengutipan biaya administrasi atas barang-barang yang beredar di Jawa Tengah.
Selain itu, perwira Kodam IV/Diponegoro juga terkonsolidasi dengan penyitaan aset-aset yang ditinggalkan Belanda seperti pabrik dan perkebunan.
Sebagai Pangdam, Soeharto juga mendirikan beberapa perusahaan. Ada dua yayasan yang didirikan untuk mengatur pengedaran, distribusi, dan pemasaran komoditas penting di Jawa Tengah.
Dalam perusahaan inilah, Bob Hasan ikut berperan penting membantu Soeharto. Bahkan, pada 1959, Bob Hasan mendirikan sejumlah perusahaan "patungan" antara Kodam IV/Diponegoro dengan pengusaha Tiongkok di Palembang.
Baca Juga: Cerita Kencan Unik di Tengah Pandemi Corona, Dibantu Drone dan Gelembung Pelindung
Perusahaan itu mengatur jalur pelayaran, perusahaan pergudangan, dan beberapa usaha dagang lainnya.
Saat Pangdam IV/Diponegoro terancam dihentikan, Bob Hasan semakin dekat dengan Soeharto. Dalam krisis itu, Jenderal Gatot Soebroto membujuk Jenderal Nasution untuk mengurungkan pemecatan Soeharto.
Sejak saat itu, Soeharto justru dipindahkan ke Seskoad dan diangkat sebagai Brigadir Jenderal untuk memimpin divisi intel.
Seakan berbagi hoki, keberuntungan bisnis Bob Hasan beriringan dengan posisi Soeharto yang menjadi Presiden.