Meski demikian, dirinya mengimbau masyarakat tidak panik.
Pada saat menangani SARS belum ada media sosial, sehingga tenaga medis bisa menangani dengan lebih tenang, sedangkan pada masa COVID-19 ini, sering muncul broadcast-broadcast yang kurang tepat dan hoax-hoax di media sosial yang membuat masyarakat semakin panik.
"Mungkin media bisa membantu dalam perang melawan COVID-19 ini dengan menyebarkan berita-berita positif, sehingga dapat membantu meredakan kepanikan di masyarakat,” pungkasnya.***