Ramai-ramai Beli Baju Lebaran di Tengah Pandemi, DPR: Semua Pihak Harus Bijak Sikapi Fenomena Ini

- 23 Mei 2020, 12:32 WIB
WARGA berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di Jalan Jati Baru II, Tanah Abang, Jakarta pada Senin 18 Mei 2020.*
WARGA berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di Jalan Jati Baru II, Tanah Abang, Jakarta pada Senin 18 Mei 2020.* /Antara/

Menurut dia, beli baju baru menjelang lebaran menjadi hal istimewa karena bisa jadi ada masyarakat tertentu yang hanya membeli baju baru saat menjelang Lebaran.

"Begitu juga mereka yang membeli daging sapi menjelang lebaran, ini juga merupakan peristiwa sakral bagi mereka. Jadi tak bisa dihindari," kata Dedi.

Legislator dari Partai Golkar ini mengatakan, persoalan utama yang muncul adalah terjadinya antrean dan berdesakannya orang di pasar tradisional maupun toko pakaian.

Apalagi sudah sebulan ini banyak toko pakaian tutup. Kondisi itu tentu rentan menyebabkan penyebaran virus corona.

Baca Juga: UU Keamanan Baru Batasi Demokrasi di Hong Kong, AS Sebut Tiongkok Lalai dari Komitmen Awal 

Atas hal tersebut, menurutnya perlu ada ikhtiar untuk mengatur jam operasional pasar tradisional dan toko pakaian, agar tidak terjadi antrean dan berdesakan.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, "Sekarang ini kan jam operasional pasar tradisional dan toko pakaian dibatasi. Ini yang menyebabkan terjadinya penumpukan orang," ujar Dedi.

Sebaiknya jam operasional pasar dan toko pakaian diperpanjang seperti dari pukul 5.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Dengan begitu ada pilihan waktu bagi warga untuk berbelanja sehingga pasar tidak terlalu padat.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x