Sama halnya dengan masyarakat lain, perantau ini tidak bisa mudik ke kampung halaman, karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang masih diterapkan oleh pemerintah DKI Jakarta.
Baca Juga: Bermain Game di Usia 90 Tahun, Lansia Ini Pecahkan Guiness World Record
Salat Id berjamaah ini diikuti oleh lima orang, satu orang bertindak sebagai imam dan satu orang lainnya didapuk sebagai penyampai khotbah.
Perantau asal Palu, Sulawesi Tengah, Fauzi Lamboka mengatakan, "Setelah berpuasa selama 30 hari, tidak afdol rasanya bagi umat muslim untuk tidak melaksanakan Salat Id."
Fauzi mengatakan Salat Id ini merupakan sebagai puncak perayaan kemenangan setelah berpuasa dengan menahan lapar dan nafsu.
Baca Juga: Tidak Hanya Masalah Covid-19 yang Kian Masif, Brasil Kini Dihadapkan Masalah Baru
"Karena anjuran pemerintah untuk melaksanakan di rumah, namun ukuran indekos yang kecil, kami mendapatkan tempat di roof top kosan yang bisa digunakan salat berjamaah dengan makmum lima orang," ujar Fauzi.
Ia mengatakan jika kami tepat memaksakan diri untuk pulang bersama keluarga, kami akan membawa penyakit kepada mereka yang sehat di kampung halaman.
Fauzi memaknai Ramadhan dan Idulfitri tahun ini dengan menahan nafsu dan egois demi kepentingan semua orang, bukan hanya diri sendiri dan keluarga.
Baca Juga: Studi Terbaru: Pasien Sembuh Covid-19 Masih Bisa Menularkan Hingga Tiga Minggu Kemudian