Dikatakan Doni Monardo, harga tes PCR mandiri di sejumlah rumah sakit swasta memang bervariasi, antara Rp 1.9 juta hingga Rp 2.5 juta, padahal hasil negatif tes PCR diwajibkan sebagai syarat bepergian menggunakan pesawat.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan saat ini pemerintah mendorong pembuatan mesin tes PCR dan seluruh kelengkapannya di dalam negeri.
"Perlunya membangun industri berbagai hal terkait materi atau bahan pemeriksaan PCR, misalnya cotton swab, viral transport medium, jadi sekarang ini ada puluhan alat tes dengan berbagai merek," katanya.
"Bapak Presiden meminta untuk disederhanakan jumlahnya (mereknya) agar kita tidak semrawut," kata Doni Monardo seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.
Baca Juga: Hadiri Pertemuan Virtual, Anggota Parlemen Eropa Viral Saat 'Ketahuan' Hanya Kenakan Pakaian Dalam
Sejumlah komponen yang dibutukan dalam tes PCR, misalnya reagen yaitu zat atau senyawa yang digunakan ke sistem saat pengetesan yang menyebabkan reaksi kimia untuk melihat apakah terjadi reaksi.
Komponen lain yang dibutuhkan adalah VTM atau media pembawa virus dan ekstrak RNA atau pemurnian asam nukleat rantai tunggal yang merupakan hasil translasi dari DNA.
"Karena seperti kita ketahui ada sering sekali medium pengangkut virus dengan reagen dan ekstraksi tidak matching karena mereknya beda sehingga menghambat pelaksanaan di lapangan. Semakin sedikit jumlah merek nanti lebih mudah untuk penanganan," ujarnya.
Menurut Muhadjir, Presiden Jokowi mendorong mesin tes PCR yang sudah dikembangkan ditemukan peneliti di Indonesia itu agar segera diproduksi dalam jumlah besar agar Indonesia tidak tergantung pada impor.
Baca Juga: Usai Peluncuran Bersejarah Dua Astronaut, SpaceX Kembali Luncurkan 60 Satelit Starlink ke Orbit