Prof. Wiku Adisasmito juga menjelaskan bahwa persentase daerah di Indonesia dengan risiko peningkatan kasus yang rendah dan tidak berdampak mencapai angka 50 persen.
Akan tetapi, perubahan peta zonasi ini terjadi dengan sangat dinamis. Daerah berstatus zona hijau pun sewaktu-waktu dapat berubah menjadi zona kuning, oranye atau bahkan merah.
“Jadi dia harus tetap menjaga, misalnya (daerah) yang tidak pernah terdampak (kasus), jangan sampai ketularan dari tempat lain,” ucapnya.
Sementara, Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum menyampaikan bahwa caranya menangani pandemi COVID-19 di provinsi tersebut adalah dengan meningkatkan koordinasi antarkabupaten atau kota. Selain itu, tes cepat juga dilakukan sebanyak-banyaknya.
Baca Juga: Pendaki 16 Tahun Hilang di Gunung Guntur, Basarnas: Satu Tim Diturunkan untuk Mencari Korban
“Pengalaman saya, daerah yang paling banyak melakukan rapid test, sekarang ini tingkat keterjangkitannya semakin kecil,” katanya.
Kalimantan Barat saat ini merupakan provinsi dengan daerah-daerah berstatus zona kuning dan oranye. Persentase kumulatif kesembuhan kasus positif COVID-19 di provinsi tersebut melebihi angka 80 persen per 3 Juli 2020.
Sutarmidji bahkan melakukan pemantauan menu makanan di rumah sakit sebagai upaya menjaga imunitas masyarakat Kalimantan Barat.***