PR BEKASI - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Daryono memberi penjelasan mengenai luasan getaran akibat gempa yang berpusat di Jepara yang terasa hingga Pulau Dewata Bali.
Sebelumnya, gempa tektonik berkekuatan 6,1 magnitudo menggetarkan wilayah Laut Jawa pada Selasa pukul 05.54.44 WIB dengan berpusat di Jepara, Jawa Tengah.
Episenter gempa terletak pada koordinat 5,77 LS dan 110,64 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 85 km arah utara Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah pada kedalaman 578 km.
Baca Juga: Bak Film Aksi, Militer Meksiko Tembaki Pesawat Pengangkut Narkoba hingga Terbakar di Jalan Tol
Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut termasuk ke dalam deep focus earthquake atau gempa bumi dengan kedalaman inti yang dalam yakni pada 578 km di bawah laut.
Gempa tersebut terjadi karena slab atau lapisan pada lempeng Indo-Australia menukik di bawah laut Jawa yang sudah menggantung kemudian putus karena adanya tarikan gaya gravitasi atau disebut roll back slab.
Putusnya slab pada lempeng Indo-Australia tersebut terjadi karena hiposenter yang sangat dalam maka spektrum guncangannya terasa dalam wilayah yang luas.
Meski pusat gempa berada di laut yang dalam, namun gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami berdasarkan analisis BMKG.
Baca Juga: Perjalanan Wisata Bali Kembali Dibuka, Penuhi 6 Syarat Berikut Ini